matraciceni.com

Anjlok 12%, Saham Tesla Hilang Rp 1.228 T dalam Sehari!

Intip Kecanggihan Pabrik Mobil Listrik Tesla (AP Photo/Jeff Chiu)
Foto: AP/Jeff Chiu

Jakarta -

Produsen mobil asal Amerika Serikat, Tesla, kehilangan US$ 80 miliar atau Rp 1.228 T (Rp 15.828) valuasi saham dalam sehari. Hal itu terjadi setelah CEO dan Founder Tesla, Elon Musk, mengumumkan pertumbuhan penjualan mobil listrik (EV) perusahaan bakal turun tahun ini.

Saham Tesla anjlok sekitar 12% pada Kamis (25/1/2024) imbas peringatan Elon Musk. Pertumbuhan penjualan disebutnya melambat meski sudah ada kebijakan pemotongan harga, yang sudah membuat perusahaan untung sangat tipis. Hal ini memicu kekhawatiran investor Tesla tentang lemahnya permintaan mobil Tesla dan tingginya persaingan mobil listrik di China.

Saham Tesla mengalami presentase kerugian intraday paling tajam dalam kurun setahun, dengan hilangnya US$ 80 miliar atau Rp Rp 1.228 T di pasar pada Kamis (25/1). Hal ini mendorong kerugian kapitalisasi pasar Tesla pada bulan tersebut menjadi sekitar US$ 210 miliar atau Rp 3.323 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berita utama Tesla pada dasarnya berubah dari buruk menjadi lebih buruk," kata analis TD Cowen, dilansir dari Reuters, Jumat (26/1/2024). Ia pun mencatat, pendapatan dan laba kuartal keempat Tesla juga di bawah ekspektasi.

Saham sejumlah produsen kendaraan listrik lainnya pun menurun. Tiga di antaranya adalah Rivian Automotive Inc, Lucid Group, dan Fisker, dengan penurunan berkisar di angka 4-7% dan 8,8%.

ADVERTISEMENT

Industri kendaraan listrik telah bergulat dengan perlambatan permintaan selama setahun terakhir, kebijakan pemotongan harga Tesla pun diprediksi memperburuk tekanan pada perusahaan dan produsen mobil listrik rintisan seperti Ford.

"Masalahnya bagi Tesla adalah setiap upaya signifikan untuk meningkatkan penjualan mulai saat ini mungkin perlu dicapai dengan mengorbankan margin operasi yang lebih rendah, karena harus bersaing dengan BYD di Tiongkok, serta meningkatnya persaingan di tempat lain," kata Kepala Analis Pasar CMC Markers Michael Hewson.

Menurut data perusahaan analis, Ortex, Tesla sendiri telah menghasilkan US$ 3,45 miliar atau Rp 546 triliun di pasar saham. Hal ini membuat Tesla menjadi perusahaan perdagangan pendek yang paling menguntungkan.

Adapun menurut data London Stock Exchange Group, saham Tesla diperdagangkan hampir 60 kali lipat dalam perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan. Ini membuat valuasi saham Tesla selama ini lebih 'premium'dibandingkan saham "Magnificent Seven" lainnya yakni Apple, Microsoft, dan Nvidia.

Kendati demikian, sejumlah analis menilai akan sulit membenarkan penilaian valuasi 'premium' tersebut jika pertumbuhan penjualan dan margin keuntungan Tesla melemah.

"Tesla semakin terlihat seperti perusahaan otomotif tradisional," imbuh Analis Bernstein, Toni Sacconaghi.

(rrd/rir)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat