matraciceni.com

Elon Musk Mau Kuasai 25% Suara Pemegang Saham Tesla

Elon Musk Kembali Dihujat Setelah Menghina
Foto: DW (News)

Jakarta -

CEO Tesla, Elon Musk, mengaku ingin menguasai setidaknya 25% dari total suara pemilik saham sebelum mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan robotik di perusahaan tersebut. Sebanyak 25% suara itu dua kali lebih banyak dibanding yang dimilikinya saat ini.


Dalam sebuah postingan di platform X, yang kini bernama Twitter, Musk mengaku akan membuat produk di luar Tesla jika tidak mendapatkan suara tambahan.


"Saya merasa tidak nyaman mengembangkan Tesla menjadi pemimpin dalam AI & robotika tanpa memiliki 25% kendali suara. (Yang penting) Cukup untuk menjadi berpengaruh, tetapi tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak bisa digulingkan," ucap Musk dikutip dari Reuters, Selasa (16/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Musk sendiri diketahui telah lama menggembar-gemborkan perangkat lunak "Full Self-Driving" Tesla yang sebagian otomatis dan prototipe robot humanoid-nya. Namun hingga saat ini, sebagian besar pendapatan Tesla diketahui berasal dari bisnis otomotif.


Dalam cuitan terpisah, Musk awalnya mengaku menerima struktur saham kelas ganda untuk bisa mendapat 25% kendali suara. Namun, ia diberitahu hal itu ternyata tak bisa dilakukan setelah Tesla melantai di bursa saham atau melakukan initial public offering (IPO).

ADVERTISEMENT


"Aneh bahwa struktur saham multi-kelas yang gila seperti Meta, yang memberikan kendali kepada 20+ generasi Zuckerberg berikutnya, baik-baik saja sebelum IPO, tetapi bahkan kelas ganda yang wajar pun tidak diperbolehkan pasca-IPO," kata Musk mengacu pada pendiri induk Facebook Mark Zuckerberg.


Perusahaan dengan struktur saham kelas ganda sendiri berarti perusayaan mempunyai dua atau lebih jenis saham dengan hak suara berbeda.


Jenis pertama adalah hak suara lebih besar untuk pendiri atau investor awal, adapun jenis lainnya adalah suara untuk pemegang saham lain namun dengan hak lebih kecil.


Kendati demikian hingga berita ini diturunkan, Tesla tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan.


Musk pun diketahui sedang menghadapi tuntutan hukum atas paket kompensasinya. Pemegang saham Tesla, Richard Tornetta, menggugat Musk dan dewan direksi pada tahun 2018 dan berharap untuk membuktikan bahwa salah satu pendiri tersebut menggunakan dominasinya atas dewan direksi Tesla untuk mendapatkan paket kompensasi yang sangat besar.


Dominasi membuat salah satu pendiri tidak harus bekerja penuh waktu di pembuat kendaraan listrik tersebut.


Namun di X, Musk mengklarifikasi isu itu. Ia mengatakan tidak ada perselisihan dengan dewan direksi perihal paket kompensasi baru. Musk pun menjelaskan bahwa proses tutntutan justru membuat proses diskusi melambat.


Sebagai informasi, Elon Musk pun saat ini memiliki sekitar 13% saham Tesla. Ia menjual sebagian besar sahamnya pada 2022 untuk membeli Twitter senilai US$ 44 miliar atau Rp 686 triliun (kurs Rp 15.597).

Lihat juga Video 'Valuasi Platform X Anjlok 71 Persen Sejak Diakuisisi Elon Musk':

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rir)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat