matraciceni.com

BP Tapera Gandeng 7 Manager Investasi buat Kelola Dana

Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera Sid Herdi Kusuma
Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera Sid Herdi Kusuma (Foto: Shafira Cendra Arini/)

Jakarta -

BP Tapera mengaku telah bekerja sama dengan 7 manager investasi dalam mengelola Dana Tapera. Dana yang dikelola termasuk iuran Tapera berbasis simpanan.

Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana Sid Herdi Kusuma menyebutkan, ketujuh manajer investasi tersebut antara lain PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, dan PT BNI Asset Management.

Selanjutnya ada PT BRI Manajemen Investasi, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Schroder Investment Management Indonesia. Ketujuh MI ini menguasai sekitar 70% pasar reksa dana domestik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini lah profesionalisme mereka dan kemampuan mengelola dana dapat membantu BP Tapera menjalankan tugasnya. Jadi mereka yang profesional yang ditunjuk mengelola dana," kata Sid, dalam acara Talkshow di Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2024).

Sid menjelaskan, secara keseluruhan Tapera mengelola dua dana, pertama Dana Tapera dan yang kedua Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dana Tapera sendiri terdiri atas dua bagian, antara lain yang berbasis simpanan dan yang berbasis kerja sama pengelolaan. Untuk yang berbasis simpanan terdiri atas dana Taperum-PNS dan dana simpanan peserta.

ADVERTISEMENT

"Ini akan dikelola secara profesional dan transparan, serta memiliki legal basis yang kuat yaitu UU Tapera," ujarnya.

Sedangkan Dana FLPP sendiri bersumber dari APBN yang berbentuk investasi pemerintah untuk pendanaan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sid mengatakan, sampai dengan Mei 2024, total dana FLPP yang dikelola Tapera mencapai Rp 105,2 triliun.

Dalam rencana besarnya, dana ini juga diusulkan untuk dikelola menjadi Dana Abadi Perumahan. Skema baru ini nantinya akan menyerupai dana kelolaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dana tersebut akan dikelola untuk diinvestasikan, kemudian hasil investasi itu yang akan dipakai untuk subsidi.

"Kebutuhan rumah masih sangat tinggi dan angka backlog mencapai 9,9 juta. Mayoritas backlog 83% MBR. Karena itu, Tapera berfokus ke fasilitas likuiditas untuk MBR. Lalu ada kebutuhan dana yang sangat tinggi, estimasi ringan kebutuhan 2025-2029 mencapai Rp 480 triliun (untuk penyediaan 1,5 juta rumah)," kata dia.

"Bagaimana kita bisa fund raising untuk penyediaan dana sebesar itu? Di sini lah kami menyambut ide Dana Abadi Perumahan. Karena ini tak bisa hanya bersumber dari APBN, seluruh harus partisipasi, kita eksplor pendanaan yang ada, kita jadikan satu menjadi dana abadi," sambungnya.

Di samping itu, BP Tapera juga telah bermitra dengan 37 bank dalam membantu penyaluran pembiayaannya. BP Tapera juga bekerja sama dengan 20 Asosiasi Pengembang di Indonesia untuk mendorong terjaganya kualitas bangunan rumah.

"Bukan untuk konteks melakukan bisnis, tapi tugas kami untuk make sure bahwa kualitas bangunan itu terjaga. Kami ingin melihat para asosiasi ini paham betul pemerintah menginginkan kualitas rumah terjaga baik walau untuk rumah subsidi," jelasnya.

(shc/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat