China tertarik menghubungkan jalur kereta East Coast Rail Link (ECRL) Malaysia dengan proyek kereta lain yang digarap China di Laos dan Thailand. Jika rencana ini terealisasi, konektivitas China dan negara-negara Asia Tenggara semakin erat.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), Sabtu (22/6/2024), Perdana Menteri China Li Qiang melakukan telah melakukan kunjungan tiga hari di Malaysia, dan menilai proyek tersebut berpotensi menjadi jalur kereta utama Pan-Asia yang membentang dari Kunming, China hingga ke Singapura.
"Hal ini akan mendorong pembangunan koridor perdagangan darat dan laut internasional yang baru, meningkatkan konektivitas regional, dan memperdalam pembangunan komunitas ASEAN," kata Li.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan dalam groundbreaking di lokasi pembangunan ECRL sepanjang 665 km. Jalur ini akan menghubungkan pantai timur dan barat semenanjung Malaysia yang ditargetkan rampung akhir tahun 2026.
Maret lalu, Pemerintah Malaysia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan untuk memperluas jalur kereta api yang didukung China ke wilayah yang berbatasan dengan Thailand.
Li Qiang juga bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif Putrajaya, setelah kedatangannya di Kuala Lumpur pada hari Selasa untuk kunjungan memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Setelah pertemuan tertutup pada hari Rabu, Li dan Anwar menyaksikan penandatanganan lebih dari selusin perjanjian, termasuk memperbarui program lima tahun untuk berkolaborasi di berbagai bidang. Beberapa di antaranya mencakup sektor perdagangan dan investasi, pertanian, manufaktur, infrastruktur dan jasa keuangan.
Selain ke Malaysia, Li Qiang juga mengunjungi Selandia Baru dan Australia, seiring upaya China memperluas pengaruh dan investasinya di kawasan Asia-Pasifik. Kondisi ini dilakukan di tengah persaingan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.
(ily/hns)