Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara soal tarif bea ekspor minyak jelantah (minyak bekas).
Menurut Luhut tarif ekspor diberikan demi mendorong pengolahan minyak jelantah menjadi avtur ramah lingkungan (sustainable aviation fuel)
Luhut memang punya rencana besar untuk 'menyulap' minyak jelantah menjadi avtur yang merupakan bahan bakar pesawat. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi pasokan 1 juta liter minyak jelantah tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 95% pasokan minyak jelantah itu selama ini diekspor, pasokan besar ini menjadi modal bagi Indonesia untuk memproduksi SAF.
"Nanti kita mau kenakan tarif ke orang yang ekspor ke luar yang bekas-bekas itu, minyak goreng bekas," kata Luhut ketika ditemui di Kantor Peruri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2024).
Luhut mengatakan pemerintah akan fokus untuk mendaur ulang minyak jelantah menjadi avtur ramah lingkungan. Pengusaha pun juga akan diajak investasi pengolahan minyak jelantah.
"Jadi kita mau bikin di dalam negeri. Kita akan kasih waktu untuk orang investasi bikin di dalam negeri," beber Luhut.
Menurutnya, dengan mendaur ulang minyak jelantah menjadi avtur ramah lingkungan, Indonesia bisa untung hingga Rp 12 triliun per tahunnya. Potensi sebesar ini menurutnya harus dimanfaatkan.
"(Potensinya) Rp 12 triliun kan lumayan besar," pungkas Luhut.
(hal/hns)