matraciceni.com

Dolar AS Tembus Rp 16.400, Airlangga: Kita Monitor Saja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto/Foto: Anisa Indraini/detik.com

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berbicara tentang tren pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya pelemahan ini tidak hanya menimpa rupiah, namun juga mata uang negara lainnya.

Airlangga menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi karena kondisi perekonomian Amerika Serikat sedang sangat baik. Hal inilah yang secara otomatis membuat nilai mata uang Paman Sam itu melejit dan menekan mata uang lainnya.

"Kita monitor saja, karena memang kan terhadap berbagai currency, US dollar kuat. Dan, ekonomi US memang membaik," kata Airlangga saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (20/6/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu pihaknya hanya bisa terus memantau perubahan nilai mata uang AS itu. Sebab dalam hal ini Bank Indonesia (BI) memiliki otoritas lebih dalam hal memantau hingga melakukan intervensi terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kita monitor saja, karena BI yang akan terus juga memonitor secara daily," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Secara terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh dampak global dan domestik. Dari sisi global, karena masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Fund Rate AS, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik," kata Perry dalam konferensi pers di kantor BI, Jakarta Pusat.

Sedangkan untuk faktor domestik, Perry menyebut tekanan rupiah disebabkan oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi termasuk untuk repatriasi dividen, serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan.

Meski begitu, pelemahan rupiah dinilai lebih baik dibandingkan pelemahan won Korea Selatan, baht Thailand, peso Meksiko, real Brasil, dan yen Jepang yang masing-masing melemah 6,78%, 6,92%, 7,89%, 10,63% dan 10,78%.

"Ke depan nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil sesuai komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah, serta didukung oleh aliran masuk modal asing, menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," ucapnya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah tercatat melemah 5,92% terhadap dolar AS dari level akhir Desember 2023. Bahkan pelemahan ini sempat membuat rupiah jatuh ke level Rp 16.400 per dolar. Bahkan pada Jumat (14/6), mata uang garuda berada di posisi Rp16.412 per dolar AS.



RI Targetkan Jadi Anggota OECD 3 Tahun Mendatang

RI Targetkan Jadi Anggota OECD 3 Tahun Mendatang


(fdl/fdl)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat