matraciceni.com

Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak? Begini Penjelasannya

Ilustrasi kereta api
Foto: Ilustrasi kereta api (dok. PT KAI)

Daftar Isi
  • Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak?
  • 1. Panjang dan Bobot Kereta 2. Kecepatan 3. Kondisi Rel, Kereta Api, hingga Cuaca
  • Pengereman Menggunakan Jenis Rem Udara
  • Bahaya dan Risiko Jika Dilakukan Rem Mendadak
  • Simulasi Jarak Lokomotif Berhenti
Jakarta -

Kecelakaan kereta api beberapa kali terjadi. Salah satunya tabrakan antara antara KA Turangga dan KA lokal Bandung Raya di Cicalengka Bandung, pada 5 Januari 2024 lalu.

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya, mengapa kereta api tidak bisa berhenti mendadak untuk menghindari kecelakaan. Ternyata, ada faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Berikut penjelasannya.

Kenapa Kereta Api Tidak Bisa Berhenti Mendadak?

Ada beberapa alasan mengapa kereta api tidak bisa rem mendadak. Hal ini berkaitan dengan fisik kereta, kecepatan, hingga kondisi relnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Panjang dan Bobot Kereta

Mengutip laman Indonesia Baik, panjang dan bobot kereta menjadi faktor mengapa kendaraan ini tidak bisa mengerem mendadak. Semakin berat dan panjang rangkaian kereta api, maka semakin panjang jarak yang dibutuhkan untuk kereta bisa berhenti.

Hal ini juga dikatakan oleh KAI dalam cuitan di akun resmi Twitternya. Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 gerbong yang bobotnya mencapai 600 ton.

ADVERTISEMENT

Tentunya ini hanyalah bobot kereta, belum termasuk penumpang dan barang bawaan di dalamnya. Sehingga, kereta membutuhkan banyak energi saat ingin berhenti.

2. Kecepatan

Faktor lainnya yang mempengaruhi sulitnya kereta api berhenti mendadak adalah kecepatan. Semakin tinggi kecepatan kereta api, semakin panjang jarak pengeremannya.

3. Kondisi Rel, Kereta Api, hingga Cuaca

Selain yang telah disebutkan, ada beberapa faktor lainnya terkait pengereman kereta api ini. Kemiringan lintasan rel, presentasi gaya pengereman, jenis kereta api (kereta penumpang atau barang), serta jenis rem (blok komposit atau blok besi cor), dan cuaca mempengaruhi hal tersebut.

Pengereman Menggunakan Jenis Rem Udara

Menurut laman KAI, sistem pengereman kereta menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengkompresi udara dan disimpan sampai proses pengereman terjadi.

Meski kereta api sudah dilengkapi rem darurat, tapi tetap saja tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.

"Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat melakukan pengereman," ungkap KAI.

Bahaya dan Risiko Jika Dilakukan Rem Mendadak

Jika kereta api melakukan pengereman mendadak, ada risiko dan bahaya yang bisa terjadi. Sebab, dengan sistem tekanan udara, rem pada roda akan terhubung dengan piston dan susunan silinder.

"Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di kereta api, akan memaksa rem mengunci dengan roda. Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam, sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara," kata KAI.

Pengereman yang tidak seragam dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir, terseret, atau terguling. Sehingga pengereman tidak seragam bisa membahayakan keselamatan penumpang.

Simulasi Jarak Lokomotif Berhenti

Sebagai gambaran, berikut perhitungan simulasi pengereman KA di wilayah Daerah Operasi 8 Surabaya. Menurut KAI, perhitungan bisa berbeda berdasarkan faktor yang mempengaruhi jarak pengereman.

  1. Jika kereta melaju 45 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 132 meter
  2. Jika kereta melaju 50 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 157 meter
  3. Jika kereta melaju 60 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 221 meter
  4. Jika kereta melaju 70 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 336 meter
  5. Jika kereta melaju 80 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 379 meter
  6. Jika kereta melaju 90 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 480 meter
  7. Jika kereta melaju 100 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 505 meter
  8. Jika kereta melaju 110 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 750 meter
  9. Jika kereta melaju 120 km/jam maka dapat berhenti setelah jarak 860 meter

Itulah penjelasan mengenai alasan kereta api tidak bisa berhenti mendadak. Semoga informasi ini menjawab rasa penasaranmu ya.



Petugas Kebersihan Tertabrak KA saat Boncengan di Palembang, 1 Tewas

Petugas Kebersihan Tertabrak KA saat Boncengan di Palembang, 1 Tewas


(elk/row)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat