matraciceni.com

Toko Sepi, Pedagang Buku Blok M Square Banting Setir Jualan Online

Penjual buku bekas di kawasan Blok M Square
Toko buku bekas di Blok M Square - Foto: /Samuel Gading

Jakarta -

Sejumlah penjual buku di Blok M Square mau tidak mau harus ikut berdagang secara daring agar roda usaha tetap berputar. Dagangan yang sepi adalah resiko bagi mereka yang tidak mau melakukan hal tersebut.

Selasa siang (19/9/2023),detik.commenemui sejumlah penjual buku di Lower Ground, Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka semua mengaku, pandemi COID-19 membuat usaha mereka lesu dalam kurun tiga tahun terakhir.

Penjual pertama adalah Wawa dari Toko Buku Berdikari. Pria 25 tahun ini mengatakan selain berjualan secara tatap muka, ia dan abangnya memutuskan berjualan via aplikasi e-commerce. Aktivitas ini dilakukan Toko Buku Berdikari sejak masa pandemi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Wawa menjelaskan untung yang diperoleh dengan berjualan daring sebenarnya tidak jauh beda dengan berjualan langsung di kios. Jumlah di bawah Rp 200 ribu per hari.

"Tapi lebih baik begitu daripada tidak ada yang beli sama sekali. Di sini Senin sampai Jumat sepi mas. Paling mentok Sabtu dan Minggu. Itu juga paling banyak Rp 200 ribu," ungkapnya saat ditemui , Selasa (19/9/2023).

ADVERTISEMENT

Pedagang lain adalah Irfan, 23 tahun, penjaga Wondry Bookstore. Pria berbadan jangkung ini menjelaskan saat ini lebih banyak menjual buku secara online. Pertimbangannya, akan lebih mudah bagi para pembeli, yang rata-rata adalah pelajar dan anak kecil, untuk melihat judul buku apa saja yang tersedia Wondry Bookstore.

Tokonya banyak menjual buku-buku komik seperti Tintin, Majalah Bobo, dan One Piece. Namun semua itu berubah setelah pandemi. Dulu ia bisa meraup untung Rp 1 juta per-hari.

"Sekarang Rp 200 ribu di akhir pekan saja sudah syukur. Kalau satu hari Rp 30 ribu sampai RP 50 ribu kalau di toko. Rata-rata Rp 100 ribu, lah, kalau digabung sama yang dijual secara online. Tidak semua yang dijual juga laku, hanya beberapa judul buku tertentu," bebernya.

Nama terakhir yang ditemui detik.com adalah Elly, 57 tahun. Perempuan berhijab ini adalah pemain lama di dunia baca. Elly mengaku sudah berjualan buku sejak 2005 di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Ia sendiri sudah berjualan di Lower Ground Blok M sejak direlokasi pada 2015.

Namun, berbeda dengan Irfan dan Wawa, Elly mengaku sengaja tidak berjualan online. Musababnya, ia paham betul sudah kalah langkah dengan pedagang lain. Dan, jika dihitung-hitung, Elly mengatakan untung yang didapat akan lebih sedikit jika dijual secara langsung.

Oleh sebab itu, ia memilih untuk berjualan dengan cara konvensional sampai saat ini. Namun, ia juga sadar harus siap menghadapi risiko gulung tikar. Jika tidak ada pengunjung yang lalu-lalang di Lower Ground Blok M Square, dagangannya dijamin pasti sepi. Siang ini saja, ia baru memperoleh Rp 50 ribu sejak berjualan dari pukul 07.00 pagi. Padahal dulu Elly bisa mendapat Rp 1-2 juta dalam sehari.

"Untungnya yang saya dapat hari-hari ini masih bisa cukup buat makan. Pas-pasan tapi oke. Saya jualan karena bapak saya juga pedagang buku, mas. Keluarga saya hampir semua menjual buku dan saya menikmati itu. Jadi disyukuri saja, yang penting masih bisa tertawa," jelas dia.

(kil/kil)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat