matraciceni.com

Kisah Penjual Buku di Blok M Dulu Raup Jutaan Rupiah, Kini Bisa Makan Saja Syukur

Toko buku di Blok M Square
Toko buku di Blok M Square makin sepi pembeli - Foto: /Samuel Gading

Jakarta -

Selain Pasar Tanah Abang, melesunya aktivitas jual-beli juga terasa di Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sejumlah penjual buku yang dulu bisa meraup banyak untung, kini bisa makan saja sudah bersyukur.

detik.com turun langsung ke lokasi tersebut pada Selasa siang (19/9/2023). Dari pantauan di lapangan, kondisi Lower Ground, tempat buku banyak dijual, tampak sepi. Di sejumlah kios, hanya ada satu dua orang yang lalu-lalang menengok buku-buku yang berjejer di rak berkelir coklat.

Pedagang buku pertama, adalah Wawa, penjaga Toko Buku Berdikari. Pria 25 tahun ini mengatakan bahwa dagangan buku milik abangnya itu sepi sejak pandemi Covid-19. Padahal, pada 2016-2018, Wawa mengatakan bisa memperoleh untung sampai Rp 700 ribu per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi kalau sekarang Rp 200 ribu saja sudah banyak banget. Itu juga Sabtu dan Minggu, ya. Kalau Senin sampai Jumat pasti sepi. Minggu lalu saja sempat tidak ada orang yang beli sama sekali," ucapnya. Mayoritas buku yang dijual oleh Toko Buku Berdikari adalah sejarah, filsafat, dan novel sastra.

Untuk menyiasati hal tersebut, Wawa menjelaskan ia dan abangnya memutuskan berjualan secara daring di Tokopedia. Untung yang diperoleh Toko Buku Berdikari sebenarnya tidak jauh beda dari yang diperoleh secara langsung di kios. "Tapi lebih baik begitu daripada tidak ada yang beli sama sekali," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Lain Wawa lain pula Irfan, 23 tahun. Penjaga Wondry Bookstore ini mengatakan gerainya lebih banyak berdagang buku secara online. Kios yang terletak di Blok M Square itu dipergunakan untuk menaruh barang, sekaligus menjual buku secara langsung.

Sebelum pandemi, Irfan mengatakan tokonya bisa meraup untung Rp 1 juta per-hari. Sebab, tokonya banyak menjual buku-buku komik dan anak kecil seperti Tintin, Majalah Bobo, dan One Piece. Genre buku yang cukup digemari oleh pelajar dan anak-anak. Namun semua itu juga berubah setelah pandemi.

"Sekarang Rp 200 ribu di akhir pekan saja sudah syukur. Kalau satu hari Rp 30 ribu sampai RP 50 ribu kalau di toko. Rata-rata Rp 100 ribu, lah, kalau digabung sama yang dijual secara online. Tidak semua yang dijual juga laku, hanya beberapa judul buku tertentu," bebernya.

Nama terakhir yang pewarta Detik.com temui adalah Elly, 57 tahun. Ia sudah berdagang buku di Blok M Square sejak 2015. Kendati sudah berdagang buku sejak 2005, nasib pemilik Lis/Elly Bookstore itu tidak lebih baik dari Irfan maupun Wawa.

Dulu, Ely bisa menjual puluhan eksemplar buku dengan rata-rata untuk Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per hari. Namun pada pukul 12.30 ini, ia baru memperoleh Rp 50 ribu sejak berjualan dari pukul 07.00 pagi.

"Baru Rp 50 ribu, mas. Tadi ada yang beli satu buku novel," kisahnya.

Elly sendiri mengaku tidak mau berjualan buku secara online karena sadar betul sudah kalah langkah dibanding pedagang lain. Ia mengatakan untung yang didapat akan lebih sedikit jika dijual via aplikasi perdagangan daring. Oleh sebab itu, ia memilih untuk berjualan dengan cara konvensional saja.

"Untungnya yang saya dapat sehari ini masih bisa cukup buat makan. Pas-pasan tapi oke. Saya jualan karena bapak saya juga pedagang buku, mas. Keluarga saya hampir semua menjual buku dan saya menikmati itu. Jadi disyukuri saja, yang penting masih bisa tertawa," jelas dia.

Simak juga Video: Dulunya Toko Alat Tulis Jadul, Sekarang Jadi Coffee Shop

[Gambas:Video 20detik]




(kil/kil)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat