matraciceni.com

Eks Pegawai BUMN Banting Setir Jual Tahu Baso, Raup Rp 60 Juta/Bulan

Eks Pegawai BUMN Banting Setir Jual Tahu Baso, Raup Rp 60 Juta/Bulan
Eks Pegawai BUMN Banting Setir Jual Tahu Baso, Raup Rp 60 Juta/Bulan/Foto: Dok. Tahu Baso Miwiti

Jakarta -

Menjadi pegawai di salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mungkin menjadi impian bagi banyak orang. Keputusan berbeda diambil Robingah (47), yang memilih resign dan berbisnis sendiri usai berkeluarga.

"Saya berkeluarga sudah lama, kebetulan saya ditempatkan di medan yang memang agak pedalaman, kondisi jalan juga nggak bagus. Kata dokter kalau pengin punya momongan, kondisi kesehatan saya kayaknya kalau untuk medan seperti itu nggak terlalu bagus katanya. Ya udah memutuskan resign," kata Robingah saat berbincang dengan , Jumat (31/5/2024) lalu.

Robingah memilih berbisnis makanan yang kini menjadi salah satu oleh-oleh Bogor yakni Tahu Baso Miwiti. Usaha itu pertama kali berjalan pada 2011 dengan dimulai dari menitipkan ke warung-warung kecil hingga sekolah sekitar tempat tinggal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya dari titip di warung-warung kecil, ke sekolah-sekolah, ke koperasi-koperasi rumah sakit, alhamdulillah diterima. Sekian tahun mungkin orang jenuh, akhirnya kita evaluasi lagi, kita harus punya strategi baru untuk mengubah usaha kita. Jadi kita fokuskan untuk oleh-oleh," tuturnya.

Dengan modal awal Rp 500 ribu, kini Robingah bisa mengantongi hingga Rp 60 juta/bulan. 'Dapurnya' bisa memproduksi rata-rata 1.000-2.000 pcs dalam sehari dengan dibantu 8 orang pegawainya.

ADVERTISEMENT

"Modal awal kita Rp 500 ribu. Awalnya bikin sekilo dulu, bikin tahu sekitar 100-300 pcs beli di pasar, jadi semuanya serba sendiri yang kemudian setelah hampir setahun akhirnya dibantu sama bibi. Karena mulai kerepotan, jadi mulai hire orang-orang sekitar kita sampai sekarang sudah ada 8 orang. Omzet kotor kisaran Rp 50-60 juta/bulan sebelum kita kurangi tenaga kerja, listrik," bebernya.

Robingah pun membeberkan bagaimana bisnisnya bisa berkembang dan berkelanjutan sampai saat ini. Menurutnya, kekuatan untuk beriklan di media online sangat penting dan mempertahankan kualitas produk agar bisa diterima pasar.

Kesuksesan Robingah itu tentu tidak didapatkan secara instan. Sejak resign 2004, ia sempat membuka jasa menjahit di rumah sambil mengajar, namun penghasilannya dirasa kurang sesuai.

"Akhirnya mutusin mending usaha kuliner aja deh, dia perputarannya lebih cepat dibanding usaha konveksi," beber Robingah.

Bagi yang tidak punya modal usaha dan ingin mendapatkan penghasilan, bisa membantu menjualkan Tahu Baso Miwiti milik Robingah. Ada harga khusus untuk reseller dengan keuntungan sekitar 15-20%.

Untuk reseller, produk akan dikirimkan dalam bentuk frozen mulai dari tahu baso, dimsum, siomay, hingga batagor dengan ketahanan sampai 6 bulan di suhu dingin. Info selengkapnya kunjungi Instagram resmi @tahubasomiwiti.bogor.

"Kalau untuk yang mau punya usaha, tapi nggak mau ribet harus urus perizinan dan lain-lain bisa jadi reseller kita. Kita buka reseller marginnya sekitar 15-20% tergantung pengambilannya," pungkasnya.

Simak juga Video 'Kemenkop UKM Minta Sertifikasi Halal Ditunda, Zulhas: Kapan Siapnya?':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat