matraciceni.com

Pria Ini Resign dan Buka Kedai Kopi di Kampung Halaman, Omzetnya Ratusan Juta!

Pria Ini Resign dan Buka Kedai Kopi di Kampung, Raup Omzet Ratusan Juta!
Pria Ini Resign dan Buka Kedai Kopi di Kampung Halaman, Omzetnya Ratusan Juta!/Foto: Dok. Pribadi

Jakarta -

Minum kopi telah menjadi salah satu bagian dari budaya kontemporer di tengah masyarakat Indonesia. Tak ayal, keberadaannya mampu mendorong pertumbuhan bisnis coffee shop atau kedai kopi hingga menjamur ke berbagai pelosok negeri.

Rafi menjadi salah satu dari sekian anak muda yang memberanikan diri untuk terlibat langsung dalam arus tren tersebut. Nekat resign dari kantornya di Bandung, ia pulang ke kampung halamannya di Cirebon, Jawa Barat dan mendirikan kedai kopi Bernama Terra Mater.

Sejak pertama kali mengembangkan ide untuk mendirikan coffee shop, pria dengan nama lengkap Tubagus Ibrahim Rafi ini memang ingin menghadirkan konsep yang sedikit berbeda dibandingkan kedai kopi kebanyakan. Karena itulah, Terra Mater hadir dengan mengusung konsep zero plastic waste.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semangat ini muncul tatkala dirinya masih bekerja di sebuah perusahaan furnitur di Bandung, di mana ia kerap mengunjungi satu coffee shop yang unik dengan konsep ruang kolaborasi. Hal ini membuatnya tergerak menciptakan bisnis yang mengedepankan idealismenya dalam berkarya, didukung dengan peluang bisnis yang ada di Cirebon.

"Aku lihat dulu pertama kali pulang ke Cirebon di 2018 belum banyak coffee shop dan kalau ada itu pun bener-bener tanpa konsep, kayak ya udah jualan kopi dan selesai. Akhirnya pindah (dari Bandung) dan buka Terra Mater. Awalnya konsep zero plastic waste, jadi benar-benar nggak pakai cup dan sedotan plastik," kata Rafi kepada , Jumat (31/5/2024) kemarin.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya kemasan makanan dan minumannya yang zero plastic waste, ia juga mendesain kedai kopinya dengan konsep ruang terbuka (open space) yang serba hijau dan dipenuhi pepohonan. Hal ini pun mendatangkan daya tarik tersendiri, apalagi melihat lokasi kedai yang terletak di pusat kota yang terkenal dengan hawa panas itu.

Pria Ini Resign dan Buka Kedai Kopi di Kampung, Raup Omzet Ratusan Juta!Pria Ini Resign dan Buka Kedai Kopi di Kampung, Raup Omzet Ratusan Juta! Foto: Dok. Pribadi

Untuk membangun Terra Mater, ia beserta rekan bisnisnya harus merogoh kocek hingga Rp 350 jutaan. Rafi juga tak memungkiri bahwa konsep eco-friendly inilah yang menjadi faktor utama dirinya harus mengeluarkan modal besar.

"Kalau perbandingan, 1 cup plastik bisa Rp 1.000-1.500/pcs. Sedangkan cup cassava (singkong) Rp 6.000-8.000, itu karena resource kita di sini kurang banget dan kita ambil dari Bali. Cuman, karena cost terlalu besar, akhirnya kita shifting beberapa kemasan ke produk kertas, untuk wadah makanan dan pastry," jelasnya.

Perjalanan Rafi untuk mempertahankan bisnisnya pun tidaklah mudah. Cobaan paling berat datang tatkala Pandemi Covid-19 melanda. Pada kala itu, yang ada dipikirannya hanya lah bagaimana supaya bisnisnya tidak mati.

"Awal buka, beberapa bulan kemudian Covid. Itu lumayan mengandalkan online selling, bikin campaign Terra to Your Door, nganterin produk kita ke rumah pembeli. Kita bertahan kayak gitu, omzetnya Rp 20-30 juta per bulan. Istilahnya mah asal bisa hidup dan nggak collapse," ujarnya.

Usahanya untuk mempertahankan bisnisnya pun berbuah manis. Ketika Pandemi Covid-19 mereda, perlahan-lahan bisnisnya kembali bangkit dan mulai mengokohkan pondasi. Bahkan kini, Terra Mater berhasil mengantongi omzet hingga Rp 120 juta per bulan.

"Alhamdulillah setelah pandemic, omzet naik, makin banyak yang tahu, berkembang. Tadinya satu petak (kedai), sekarang udah lumayan luas. Kita stabil di Rp 120 juta per bulan. Perkembangannya jauh, jauh sekali. Pas pandemi tuh bener-bener susah sekali. Naiknya ini juga dikit-dikit, dari Rp 50 juta, ke Rp 80 juta dan akhirnya makin dikenal orang," tuturnya.

Rafi juga bangga dengan usahanya yang menjadi salah satu pionir kafe eco-friendly di Cirebon. Selain kemasan dan konsep bangunan coffee shop, pihaknya juga getol menyelenggarakan workshop yang berkaitan dengan lingkungan dan seni, seperti pemanfaatan limbah rotan, hingga pengolahan sampah makanan sisa.

Di samping itu, ia juga punya mimpi besar untuk membantu mendorong industri food and beverage (F&B) dan industri kreatif di Cirebon melalui pengembangan bisnisnya di sana. Harapannya, langkah ini bisa memacu masyarakat untuk membangun usaha-usaha baru.

"Ke depan untuk Terra Mater ini kita juga pengin bikin kapsul, cabang satelit buat take away drive thru. Target mah kita 2025 rencananya 3 titik dulu di sekitar Cirebon. Visi misi dari awal mau memajukan Cirebon, karena Cirebon gitu-gitu aja. Alhamdulillah kita dibilang sebagai trigger, banyak juga yang akhirnya buka coffee shop lagi. Kita ingin memajukan secara industri, jadi fokusnya di Cirebon dulu," pungkasnya.

(shc/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat