matraciceni.com

Hilirisasi Nikel di Sulawesi Tengah, Apa Saja Efeknya bagi Ekonomi Daerah?

Foto udara pemukiman warga dan kawasan industri berbasis nikel Indonesia Morowali Industrial Park atau PT IMIP di Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah, Minggu (31/12/2023). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan bahwa realisasi investasi yang masuk ke provinsi tersebut tahun 2023 mencapai Rp83,61 triliun dan investasi tersebut sebagian besar masuk di Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali Utara, Donggala dan Kota Palu. serta menempatkan Sulawesi Tengah di posisi ke empat secara nasional dengan realisasi investasi tertinggi setelah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/rwa.
Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Jakarta -

Kehadiran industri nikel, khususnya di daerah Sulawesi Tengah memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Pasalnya, sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang tidak sedikit dan berkontribusi terhadap pendapatan daerah hingga nasional.

Bahkan saat pemerintah mendorong adanya hilirisasi, nilai ekspor meningkat berkali lipat. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik 2024, selama Januari-Maret 2024, total nilai ekspor tercatat US$4.844,47 juta, melalui Sulawesi Tengah sebesar US$4.824,43 juta dan provinsi lain sebesar US$20,04 juta.

Khusus untuk industri pengolahan yakni smelter, Kementerian Perindustrian pada 1 Februari 2023 menyebutkan Indonesia memiliki 91 smelter. Terdapat 48 sudah beroperasi dan sisanya masih tahap feasibility study atau konstruksi. Adapun rinciannya sebanyak 25 smelter di Sulawesi Tengah, 22 smelter di Maluku, 12 smelter di Sulawesi Utara, dan 10 smelter di Kalimantan Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenperin mencatat dari 48 smelter tersebut sudah menyumbang investasi ke negara dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Smelter nikel misalnya, memiliki kapasitas produksi 262.560 ton dengan nilai investasi Rp 5,55 triliun, dan serapan tenaga kerja 2.337 orang.

Baca juga: Peduli Kesehatan Pekerja, PT GNI Gelar Vaksinasi bagi Ribuan Karyawan

Sementara untuk smelter besi baja kapasitas produksinya 1,6 juta ton dengan investasi Rp 15,96 triliun dan penyerapan tenaga kerja 2.729 orang. Kemudian smelter tembaga kapasitas produksi 150.000 ton dengan nilai investasi Rp 266 miliar dan penyerapan tenaga kerja 525 orang.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, khusus untuk wilayah Sulawesi Tengah, pada triwulan I 2024 pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun dan periode sebelumnya. Secara angka, ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I-2024 dibanding triwulan I-2023 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 10,49%. Bisa dikatakan pertumbuhan tersebut dialami di semua lapangan usaha.

Detailnya, BPS menyebutkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah industri pengolahan sebesar 21,27%. Sementara itu, dua lapangan usaha lainnya yang memiliki peran dominan yaitu pertambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 11,46 persen dan 1,44 persen.

Struktur PDRB Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 terus mengalami pergeseran. Perekonomian Sulawesi Tengah didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 39,53 persen, diikuti oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 16,37 persen, serta Pertambangan dan Penggalian sebesar 14,90 persen. Peranan ketiga lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sulawesi Tengah mencapai 70,79 persen.

Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48 persen dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.

Baca juga: Aksi Kemanusiaan, GNI-SEI Salurkan Bantuan untuk Penderita Gizi Buruk

Survei tersebut melaporkan total produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 20,88 persen dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.

Capaian tersebut tidak terlepas dari kontribusi sejumlah perusahaan khususnya dalam sektor pengolahan atau smelter, salah satunya PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI). Kehadiran GNI dinilai memberikan multiplier effect seperti sisi penyerapan tenaga kerja, mendorong perekonomian daerah, memperkuat posisi indonesia sebagai eksportir, hingga peningkatan sektor UMKM dan pendidikan.

PT GNI telah menyerap belasan ribu tenaga kerja lokal, baik pada tahap konstruksi maupun operasional. Pihak PT GNI menambahkan hingga saat ini, perusahaan masih terus merekrut karyawan yang berasal dari warga lokal dan diproyeksikan ke depannya mencapai puluhan ribu karyawan.

Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja di GNI, maka manfaat ekonomi bagi warga di Morowali Utara akan terus meningkat. Ia berharap kehadiran PT GNI telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal, terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan taraf hidup.

(akn/ega)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat