matraciceni.com

Pasar Industri Rokok RI Gonjang-ganjing, Kemenperin Singgung Nasib 6 Juta Buruh

Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyoroti pasar untuk Industri Hasil Tembakau (IHT) dalam negeri yang belum kondusif. Atas kondisi ini, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria menyebut pihaknya bakal mengoptimalkan pasar di luar negeri.

Tidak kondusifnya kondisi pasar tentu disayangkan, mengingat ada 6 juta pekerja yang mengandalkan sektor ini. Bukan tak mungkin situasi ini berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika tak ada perbaikan.

"Nah, 6 juta ini kan harus kita penuhi kebutuhan hidupnya, kalau market dalam negeri kita masih belum kondusif, kita mengupayakan mendapatkan pasar-pasar ke luar negeri," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan itu (PHK) akan ada, kemungkinan itu akan ada," tambah dia.

Oleh karena itu, terkait Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan yang sedang digodok pemerintah, ia berharap kebijakan itu dapat mengakomodir semua pihak, baik masyarakat, sektor industri, hingga level petani. Hal itu sesuai arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

ADVERTISEMENT

Merrijantij mengingatkan sektor IHT kini sedang mengalami penurunan kinerja atau terkontraksi. Kenaikan harga produk tembakau disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.

"Kemarin ada penurunan, yang di rilis IKI juga penurunan untuk IHT, terkontraksi. Salah satunya kita tengarai karena harganya. Dan kondisi daya beli yang menurun juga jadi mempengaruhi penjualan," tuturnya.

Di sisi lain Indonesia juga ingin lebih berperan di pasar internasional untuk produk-produk IHT. Saat ini ekspor ke luar negeri tergolong kecil, misalnya ke Belanda yang hanya memenuhi 0,02% dari keseluruhan pasar mereka.

Pada kesempatan itu ia membocorkan ada produsen rokok yang akan memindahkan lini produksinya ke Indonesia, karena tertarik dengan potensi tenaga kerja dalam negeri. Menurut Merrijantij, mereka akan fokus memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, bukan dalam negeri.

Sayangnya ia belum mau memberi tahu asal produsen yang dimaksud. Ia hanya mengingatkan bahwa iklim usaha di dalam negeri harus dijaga.

"Karena IHT ini cukup menarik masih, dan ada beberapa potensi investasi, ada beberapa perpindahan, satu atau dua industri akan memindahkan lini produksinya dari negara lain ke Indonesia. Walaupun memang mereka concern untuk pasar ekspor. Namun secara keseluruhan iklim usahanya harus kita jaga agar kondusif," paparnya.

Merrijantij juga menyoroti kondisi industri serta pasar di dalam negeri yang masih gonjang-ganjing, sehingga perlu regulasi yang bijaksana. Terlebih konsumen Indonesia juga sangat sensitif terhadap perubahan harga

"Kita memahami pasar dalam negeri kita sudah jenuh, sudah terjadi penurunan, banyak hal menyebabkan jenuhnya, di samping kita sensitif terhadap harga, sangat sensitif," pungkasnya.

(ily/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat