matraciceni.com

Ada Konflik Israel-Iran, Keponakan Luhut Sebut Batu Bara Malah Dapat Angin Segar

Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir
Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir (Foto: Shafira Cendra Arini/)

Jakarta -

Tensi geopolitik global akibat konflik Israel-Iran memberikan tekanan terhadap harga sejumlah komoditas global. Termasuk di antaranya harga batu bara dunia.

Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir mengakui bahwa komoditas batu bara yang diproduksinya turut terkena imbas dari gejolak kondisi global itu. Namun sejauh ini, dampak yang dirasakan justru positif di mana harganya akan terkerek naik.

"Geopolitik agak penting isunya, apalagi dari sisi value chain. Basic goods seperti batu bara kemungkinan kena efek positif secara short term," kata Pandu, ditemui di Menara CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, secara jangka panjang kondisi ini bisa jadi mendatangkan dampak yang berkebalikan. Pasalnya, gejolak geopolitik global tidak hanya berpengaruh terhadap harga komoditas tapi juga suku bunga global hingga inflasi.

"Kalau long term, war is not good lah. Secara short term saya rasa ada sedikit positif. Tapi, suku bunga dan tentunya penukaran rupiah (berdampak negatif). Jadi secara makro ada gangguan secara short term," terang pria yang merupakan keponakan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu.

ADVERTISEMENT

Pandu mengatakan, perusahaannya juga tidak akan terlalu terpengaruh secara pendapatan atas naik-turunnya harga batu bara imbas kondisi global yang semakin tidak menentu. Malahan, pada 2023 perusahaan mencatatkan kontribusi lebih besar di sektor pembangkit listrik non-batu bara. Ke depan, pihaknya berencana mendorong investasi di sektor ramah lingkungan.

"Kita kan memang fokus diversifikasi di luar batu bara. Jadi banyak investasinya saya rasa tahun ini ke waste management. Di luar medical waste kita lagi lihat kesempatan lain, industrial waste tapi memang regional. Kedua dari sisi bisnis EV, alhamdulillah perkembangannya baik," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, konflik Israel-Iran mendatangkan dampak besar terhadap suku bunga hingga nilai tukar mata uang. Dari sisi suku bunga sendiri, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve telah menahan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) di level 5,25-5,5%.

Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia telah menaikkan menaikkan BI rate sebesar 25 bps (basis point) menjadi 6,25%, suku bunga deposit facility naik 25 bps menjadi 5,5% dan suku bunga lending facility naik 25 bps menjadi 7%. Lalu nilai tukar rupiah sempat tembus Rp 16.200/US$.

(shc/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat