matraciceni.com

KCI Impor 8 Unit Kereta Lagi dari China, Ini Alasannya

Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (28/2/2023). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak rencana PT Kereta Commuterline Indonesia atau PT KCI untuk impor gerbong kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek dalam rangka peremajaan armada, karena industri kereta api nasional dinilai mampu memproduksi semua kebutuhan kereta di dalam negeri.
Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto

Jakarta -

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter batal melakukan peremajaan (retrofit) 19 rangkaian kereta dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Sebagai gantinya, KCI menambah jumlah kereta impor dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd.

Kendati demikian, Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, urung menjelaskan alasan pihaknya batal melakukan peremajaan 19 rangkaitan kereta dengan perusahaan plat merah itu. Yang jelas, ia memastikan jumlah retrofit kini berkurang dari 19 menjadi 2 rangkaian kereta saja

"Retrofitnya, kan, berubah ya, dari 19 menjadi 2 yang dari INKA jadi kita replace lah itu menjadi 8 yang baru (impor). Detailnya (alasan batal) kalian harus tanya INKA," kata Anne di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anne kemudian menjelaskan, bahwa KAI Commuter kini memutuskan untuk menambah 8 rangkaian kereta baru impor dari CRRC Sifang. Walhasil, jumlah kereta impor asal 'Negeri Tirai Bambu' kini bertambah dari 3 rangkaian menjadi total 11 rangkaian.

Anne menjelaskan bahwa penambahan dilakukan karena perusahaan mempertimbangkan ketepatan waktu pengantaran (delivery time) dan biaya yang harus dikeluarkan.

ADVERTISEMENT

"Karena, kan, di sana begitu selesai data teknis yang dibutuhkan ditinggal produksi gitu," jelasnya.

Di sisi lain, Anne menjelaskan bahwa pihaknya tetap memilih kereta impor dari CRRC Sifang karena KAI Commuter sudah mendesain spesifikasi kereta secara rinci sesuai dengan pesanan sebelumya. Jika memilih perusahaan berbeda, Anne mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan bakal bertambah lagi,

"Mungkin ada yang nanya ya kenapa akhirnya dari satu negara. Design keretanya itu kan kita desain satu tahun ini, kalau misalkan kita ngambil manufaktur yang beda lagi kita akan mendesain lagi," tuturnya.

Anne pun memastikan bahwa pihaknya sudah menandatangani kontrak dengan CRRC Sifang. Namun, ia mengaku harus mengecek data terlebih dulu untuk bisa merinci biayanya.

Sementara berdasarkan data yang dipaparkan dalam agenda Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI, terlihat bahwa data 8 rangkaian kereta tambahan tersebut menelan anggaran sebanyak Rp 2,20 triliun.

Sebelumnya berdasarkan catatan , Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penandatanganan kerja sama pengadaan sarana KRL antara lain:

  1. Pengadaan 16 (enam belas) rangkaian sarana KRL baru oleh PT INKA dengan total investasi hampir sebesar Rp 3,83 triliun.
  2. Pengadaan 19 (Sembilan belas) rangkaian KRL Retrofit oleh PT INKA degan total investasi lebih dari Rp 2,23 triliun.
  3. Pengadaan 3 (tiga) rangkaian KRL Baru Impor oleh CRRC Sifang, China dengan total investasi sekitar Rp 783 miliar.

Asdo mengatakan pengadaan sarana KRL baru merupakan tindak lanjut dari rangkaian pemenuhan sarana KRL Jabodetabek yang dibahas dalam Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Juni 2023. Pertemuan kala itu dihadiri oleh Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, PT INKA, dan stakeholder lainnya.

"Pengadaan sarana KRL baru ini merupakan pemenuhan atas jumlah sarana KRL sesuai dengan kebutuhan pelayanan pengguna Commuter Line Jabodetabek tahun 2024 -2025 yang sudah mencapai hampir 1 juta pengguna per harinya," ujar Asdo dalam keterangan resmi, Rabu (31/1/2024).

(das/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat