matraciceni.com

Harga Beras hingga Gula di Ritel Bisa Melonjak Efek Dolar AS Menguat

Aktivitas bongkar muat beras terlihat di Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2023). Secara nasional, harga beras premium per Selasa (2/5/2023) sebesar Rp 13.610 per kg, naik dari posisi akhir April yang sebesar Rp 13.590 per kg.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra

Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkap harga sejumlah bahan pokok di ritel modern bisa mengalami kenaikan akibat melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Bahan pokok yang dimaksud di antaranya beras, gula, dan produk berbahan baku kedelai.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menjelaskan menguatnya nilai tukar dolar AS merupakan masalah global. Namun tidak bisa dipungkiri memang akan berdampak juga kepada ritel.

"Jadi dampak pelemahan rupiah dan peningkatan dolar ini masalah global. di mana kita tahu secara global The Fed itu menaikkan suku bunganya menjadi 5,25% sampai 5,5% sehingga kita naik 6,25% dampak itu akan mengakibatkan terjadinya di sektor daripada ritel memang juga akan terdampak," kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam konferensi pers kemarin, ditulis Sabtu (29/6/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roy mengatakan kenaikan harga bahan pokok ini bukan serta merta dinaikkan oleh ritel. Namun, karena harga dari produsen dan pemasok naik akibat bahan baku yang diimpor terdampak penguatan dolar AS.

"Dampaknyaa bahan baku dan juga bahan penolong yang diproduksi oleh supplier atau produsen ketika mereka menembus bahan baku dan barang penolong itu lebih mahal daripada sebelumnya. Karena bayarnya pake dolar, tapi terima uangnya dari rupiah, jadi bayarnya harus lebih mahal, maka secara tidak langsung, ke ritel juga naik harga jualnya juga naik," jelas dia.

ADVERTISEMENT

"Ritel nggak menaikkan harga tapi karena mereka dari produsen, supplier menaikkan harga bahan baku dan penolongnya naik, otomatis akan terdampak ke hilir," tambahnya.

Harga bahan pokok yang diperkirakan mengalami kenaikan di antaranya gula konsumsi, beras, dan produk dengan bahan baku kedelai. Roy mengatakan sejumlah bahan baku ini diprediksi akan naik harganya karena sebagian pasokannya masih berasal dari impor.

"Kedelai misalnya, jadi bahan baku kedelai itu nggak ada di Indonesia, harus dari Amerika Latin, Kedelai, harus impor. Kemudian bahan pokok lain kita tahu, beras juga kan impor, gula juga impor. Nah, tinggal pemerintah mau naikin nggak subsidi-nya? Kalau subsidinya nggak naik maka akan dampak kepada harga jualnya yang mesti naik," pungkasnya.

Sebagai informasi belakangan ini nilai tukar dolar AS menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam beberapa pekan terakhir bergerak di antara Rp 16.300-16.400.

(ada/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat