matraciceni.com

Kala Sri Mulyani Curhat Sering Dapat Tawaran Pinjol

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengumumkan APBN masih surplus Rp 22,8 triliun per 15 Maret 2024. Pengumuman disampaikan dalam jumpa pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Agung Pambudhy

Jakarta -

Penawaran pinjaman online (pinjol) semakin menjamur di tengah masyarakat, baik melalui iklan di media sosial maupun pesan singkat di ponsel. Bahkan, penawaran-penawaran tersebut telah merambah ke ponsel Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani bercerita, dirinya hampir setiap hari mendapatkan pesan singkat berisi tawaran pinjaman. Menurutnya, penawaran ilegal seperti itu perlu diwaspadai lantaran berisiko merugikan masyarakat.

"Masif sekali sekarang itu offering berbagai hal. Anda lihat saja SMS Anda itu, banyak sekali, 'BPKB Anda bisa dipakai untuk ini itu'. Anda tanya, ibu dapat nggak itu? Dapat saya juga. Saya ditawari pinjaman tiap hari. Sama kayak ibu-ibu," kata Sri Mulyani dalam acara Edukasi Keuangan BUNDAKU OJK di Gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau kita sendiri tidak punya pertahanan, and then kita lah yang kemudian menjadi korban, kita tuh target," sambungnya.

Menurutnya, gadget bisa menjadi teman sekaligus ancaman bagi masyarakat. Apabila masyarakat tidak teredukasi dengan baik, bisa-bisa terjebak dengan penawaran-penawaran investasi bodong hingga pinjaman online ilegal yang masuk melalui pesan-pesan tersebut.

ADVERTISEMENT

Ia juga mengingatkan bahwa gadget yang kita miliki tidak bisa screening atau memeriksa secara otomatis mana pesan yang berupa scam ataupun penipuan. Apabila tidak waspada, maka bisa-bisa masyarakat menjadi korbannya.

"Jadi pertahanannya ada di mana sekarang? Pertahanannya ada di dalam kepala dan hati Anda. Karena gadget ini jadi teman dan sekaligus dia ancaman," ujarnya.

Karena itulah, ia mengaku senang mendengar bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Dewan Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen terus menggencarkan program-program literasi dan inklusi keuangan. Hal ini termasuk juga dengan membuat program yang khusus menyasar perempuan.

Dengan memperkuat edukasi, menurutnya masyarakat akan mampu menghadapi perubahan yang bergerak begitu cepat di dalam era digitalisasi seperti sekarang ini. Harapannya, dapat terus menciptakan human capital yang positif dan cepat beradaptasi. Ia juga mengingatkan agar ibu-ibu sebagai bendahara rumah harus berpikir kritis.

"Ibu-ibu sekalian setiap hari makin punya tabungan, arisanya makin gede, pasti makin banyak penawaran. Jadi hati-hati, bendaharanya siapa? Saya sebagai bendahara negara, kalau bendahara negara dikit-dikit, bu ada tawaran, terus meleleh, ya susah. Bendahara negara harus critical thinking-nya. Pokoknya kalau makin datangnya dengan tawaran yang melimpah-limpah, Anda langsung tahu itu pasti menipu," tegasnya.

Sri Mulyani juga memberikan tips kepada masyarakat, khususnya untuk ibu-ibu agar keuangan tidak terjebak dengan bunga utang pinjol yang tinggi. Pertama ialah insting, harus tahu bottom line atau landasannya. Kedua, paham atau mampu berpikir logis dalam menilai penawaran-penawaran yang diberikan. Apabila ada penawaran yang istilahnya terlalu indah, jangan mudah terperdaya.

"Jadi begitu ada penawaran yang terlalu bagus dan indah, cek satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali, kalau perlu sepuluh kali dicek. Baru Anda akan tahu apakah ini benar atau nggak. Dan kemudian Anda mulai berpikir secara rasional. Saya rasa itu adalah bagian yang paling penting bagi ibu-ibu yang nanti akan menjadi duta literasi," ujar dia.

(shc/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat