matraciceni.com

Belasan Ribu Orang Kaya Tinggalkan China dan Inggris, Ada Apa?

ilustrasi orang kaya
Ilustrasi orang kaya (Foto: Getty Images/acilo)

Jakarta -

Ribuan orang kaya berbondong-bondong meninggalkan China dan Inggris. Menurut studi yang dilakukan The Henley Private Wealth Migration Report, setidaknya ada 9.500 orang kaya pada 2024 yang akan pergi dari Inggris, sementara China sebanyak 15.200 miliarder.

China berada di urutan pertama dalam daftar negara yang paling banyak ditinggalkan orang kaya, sementara Inggris di posisi kedua. Tidak dijelaskan alasan China ditinggalkan orang kaya. Tapi bagi Inggris, ini adalah fenomena yang luar biasa karena negara tersebut dulunya adalah lokasi paling diminati untuk dihuni para pengusaha super kaya.

Henley adalah sebuah lembaga konsultan yang melacak pergerakan orang kaya. Sejak era 1950'an dan 2000'an, mereka mencatat banyak keluarga miliarder yang pindah ke Inggris dari Eropa, Afrika, Asia, dan Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi, tren ini mulai berbalik sekitar satu dekade lalu. Makin banyak miliarder yang pergi dan sedikit yang menetap. Di Inggris, hal ini khususnya terjadi dalam rentang enam tahun terakhir mulai dari 2017 sampai 2023 pasca Brexit. Inggris kehilangan sekitar 16.500 miliarder. Perkiraan sementara mengenai 2024 jauh lebih mengkhawatirkan," kata riset itu dikutip dari CNBC, Rabu (19/6/2024).

CEO Institute for Government Think Tank, Hannah White, pun mencatat bahwa kepergian banyak miliarder bisa dipercepat gara-gara Pemilu Inggris yang akan terlaksana pada 2024. Sebab, hasil survei menunjukkan partai dengan spektrum politik yang condong ke kiri lebih dominan ketimbang partai sayap kanan.

ADVERTISEMENT

Sebuah survei dari Savantha untuk koran The Telegraph, memprediksi Partai Buruh akan mendapat total 46% suara, dua kali lebih tinggi dari suara Partai Konservatif yang berkisar di angka 21%, sementara menyusul setelahnya ada suara Partai Reformasi dengan suara 13%.

Partai Buruh sendiri telah memposisikan dirinya sebagai partai pro-pengusaha yang fokus pada penciptaan lapangan kerja. Namun, Partai Buruh disinyalir juga menyasar jalan keluar yang mendesak agar orang kaya di Inggris membayar pajak tambahan untuk pelayanan publik.

Partai Buruh sendiri sudah berjanji untuk menutup celah pajak bagi orang kaya yang tidak berdomisili, mengurangi penghindaran pajak, menghapus keringanan pajak untuk sekolah independen, dan menaikkan pajak atas pembelian properti untuk tempat tinggal yang dihuni orang-orang non-Inggris.

"Keluarnya individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi yang disebabkan oleh konteks ekonomi dan politik kini dipercepat oleh keputusan kebijakan menjelang pemilu," tulis White.

Selain itu, ia White mengatakan bahwa ada sejumlah kebijakan yang dinilai tidak disukai pengusaha. Salah satunya bea masuk 40% yang dikenakan bagi perkebunan di atas US$ 412,420 atau Rp 6,7 miliar (kurs Rp16.367). Lalu, Partai Buruh juga berkomitmen menghapus pengecualian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 20% bagi sekolah swasta yang sering menjadi tempat anak orang kaya bersekolah.

Selain Partai Buruh, pemerintah yang dipimpin Partai Konservatif sendiri mengadopsi kebijakan Partai Buruh untuk mengakhiri pajak non-domisili pada 2024.

Walhasil, Henley jumlah jutawan di Inggris kini turun 8% selama 10 tahun terakhir. Fenomena ini berbeda dengan sebagian besar negara di Eropa. Jumlah penduduk dengan kekayaan bersih tinggi di Jerman, misalnya, meningkat 15% selama 10 tahun terakhir, sementara di AS, jumlah orang kaya meningkat 62%.

(das/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat