matraciceni.com

Wanita 92 Tahun Ini Masuk Daftar Orang Terkaya AS, Hartanya Tembus Rp 11,5 T

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kembali naik tinggi, mendekati Rp 15.300. Per siang ini pukul 14.45 WIB, dolar AS tercatat tembus ke level Rp 15.265.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho

Jakarta -

Perempuan asal Amerika Serikat (AS), Joan Payden membuktikan usia bukanlah penghalang untuk menjadi pengusaha sukses. Pada usia 92 tahun, Payden berhasil mempunyai usaha sendiri dan masuk dalam jajaran wanita terkaya di AS.

Joan Payden merupakan CEO dari sebuah perusahaan pengelolaan uang yang berbasis di Los Angeles, AS, Payden & Rygel. Dia mendirikan perusahaan itu pada 1983 setelah berhenti dari pekerjaannya.

Saat ini, perusahaan tersebut mengelola aset lebih dari US$ 161 miliar atau Rp 2.654 triliun (kurs Rp 16.486) dan mempunyai hampir 240 karyawan di berbagai kantor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pemilik mayoritas, Payden diperkirakan memiliki kekayaan bersih US$ 700 juta atau setara Rp 11,54 triliun. Kesuksesannya ini membuat Payden masuk dalam daftar perempuan terkaya di AS dengan usahanya sendiri pada 2024 yang dirilis Forbes.

Perjalanannya menuju tangga kesuksesan tidaklah mudah. Usai lulus dari Trinity College di Washington DC, Payden bekerja sebagai salah satu insinyur perempuan di sebuah perusahaan kilang minyak. Namun, dia terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

ADVERTISEMENT

Dengan memanfaatkan gelarnya sebagai lulusan Matematika dan Fisika, Payden beralih untuk berkarir di sektor keuangan. Dia bekerja sebagai Junior Associate di Merril Lynch.

Beberapa tahun kemudian, dia pindah ke Los Angeles untuk bergabung dengan perusahaan pengelolaan uang bergengsi, Scudder, Stevens & Clark. Setelah beberapa kali mencoba melakukan promosi, dia menjadi mitra wanita pertama di perusahaan tersebut. Pasalnya, dia sempat mengalami kegagalan karena tidak bermain golf pada pertemuan tahunan di lapangan khusus pria.

"Mereka mengadakan pertemuan tahunan di lapangan golf yang sangat besar dan bergengsi dan tentu saja mereka tidak mengizinkan perempuan masuk. Jadi, aku duduk di teras," kata Payden dikutip dari CNBC, Sabtu (15/6/2024).

Pada 1983, dia mengambil langkah berani dengan mengundurkan diri dari tempat bekerjanya. Pasalnya, dia khawatir akan terjebak di tempat itu dalam kurun waktu lama. Akhirnya, Payden mendirikan Payden & Rygel bersama temannya, Sandra Rygel.

Awalnya, Payden mengalami kebimbangan karena takut tidak mendapatkan klien. Namun, perusahaan ini telah berkembang menjadi perusahaan pengelolaan uang swasta terbesar di AS.

"Selalu ada kekhawatiran. Ketika saya mendirikan perusahaan, saya khawatir tidak akan mendapatkan klien, tapi itu tidak masalah," kata Payden.

(ara/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat