matraciceni.com

Dituding Cuan dari Bangkrutnya Bed Bath & Beyond, Investor Ini Menang Gugatan

ilustrasi hukum
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tolimir

Jakarta -

Investor, aktivis, dan miliarder asal Kanada, Ryan Cohen sukses memenangkan gugatan hukum yang ditujukan kepadanya pada Selasa (11/6). Ryan sukses membatalkan tuntutan sejumlah pemegang saham Bed Bath & Beyond yang menuduh dirinya mencairkan saham terlalu cepat karena perusahaan mengalami kebangkrutan.

Dilansir dari Reuters, Rabu (12/6/2024), para pemegang saham awalnya menggugat Cohen berdasarkan undang-undang federal yang mewajibkan siapapun dalam perusahaan, termasuk pemegang saham besar, untuk menyerahkan keuntungan jangka pendek dari pembelian dan penjualan saham perusahaan dalam jangka waktu enam bulan. Keuntungan dari transaksi itu akan dikembalikan ke perusahaan.

Pada Maret 2022, Cohen awalnya mengungkap mempunyai 9,8% saham di Bed Bath & Beyond. Dia mendorong perubahan yang mencakup direktur baru untuk perusahaan dan menjajaki penjualan merek Buy-Buy Baby.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi pada April 2023, Cohen tiba-tiba menjual sahamnya. Keuntungan penjualan saham Cohen meningkat karena skema buyback saham. Lima bulan setelah menjual saham, Cohen sukses meraih keuntungan sekitar US$ 60 juta atau Rp 97,8 triliun (kurs Rp 16.303).

Keputusan ini membuat para pemegang saham lain murka. Sebab, penjualan saham dilakukan di bulan yang sama ketika Bed Bath & Beyond mengumumkan kebangkrutan. Tapi klausul Chapter 11, yang mengatakan bahwa saham perusahaan berhenti diperjualbelikan setelah mengumumkan kebangkrutan, baru berlaku pada September 2023.

ADVERTISEMENT

Hakim Distrik AS Manhattan, Amerika Serikat yakni Dale Ho, lantas mengatakan dua mantan pemegang saham Bed Bath & Beyond tidak dapat memaksa Cohen mengembalikan keuntungan dari penjualan 11% sahamnya dengan alasan kebangkrutan perusahaan ritel tersebut.

Ho menolak gugatan sebab keduanya kala itu mengajukan gugatan pada Oktober 2022 sewaktu masih jadi pemegang saham perusahaan. Posisi tersebut tidak mereka pegang lagi untuk saat ini.

Ho juga menampik argumen bahwa mereka masih memiliki kepentingan finansial di Bed Bath & Beyond karena telah membeli saham di kreditor Bed Bath & Beyond, yang menurut mereka dapat mengumpulkan penghargaan insentif atau biaya pengacara, dan berhak mendapatkan penggantian atas saham mereka yang dibatalkan.

Kendati demikian, pengacara para pengunggat yakni Lee Squitieri, menolak berkomentar saat dimintai konfirmasi soal isu tersebut. Dia mengaku masih meninjau keputusan pengadilan. Pengacara Cohen yakni Dave Wollmuth, juga menolak berkomentar.

Ryan Cohen sendiri adalah pendiri sebuah perusahaan ritel perlengkapan hewan peliharaan bernama Chewy. Dia kini menjabat sebagai Kepala Eksekutif perusahaan ritel video game yakni GameStop.

Cohen dikenal sebagai 'raja meme' di antara para investor. Julukan ini diberikan kepadanya karena mendorong 'kegilaan' saham meme pada awal 2021. Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai US$ 4,2 miliar atau Rp 68 triliun.



Alasan FOMO dan YOLO jadi Penghambat Gen Z dan Milenial Susah Menabung

Alasan FOMO dan YOLO jadi Penghambat Gen Z dan Milenial Susah Menabung


(das/das)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat