matraciceni.com

Bos Open AI Sebut Banyak Pekerja Teknologi Asal Palestina Takut Bersuara

Palestinians flee the Israeli ground offensive in Khan Younis, Gaza Strip, Wednesday, Dec. 27, 2023. (AP Photo/Mohammed Dahman)
Foto: AP/Mohammed Dahman

Jakarta -

CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkap banyak komunitas Muslim dan Arab di industri teknologi yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan 'pengalaman' yang mereka alami akhir-akhir ini. Hal ini akibat peperangan yang terjadi antara Hamas dan Israel di Gaza.

"Rekan-rekan Muslim dan Arab (terutama Palestina) di komunitas teknologi yang saya ajak bicara, merasa tidak nyaman berbicara tentang pengalaman mereka baru-baru ini. Sering kali karena takut akan pembalasan dan merusak prospek karier," tulis Altman yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dikutip dari Reuters, Jumat (5/1/2024).

Bos perusahaan pembuat Chat GPT itu kemudian mendesak agar industri teknologi memperlakukan anggota komunitas tersebut dengan empati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merespon hal tersebut, seorang pengguna di X lantas bertanya kepada Altman tentang perasaannya tentang situasi yang dialami komunitas Yahudi. Altman kemudian membalas dengan tanggapan berikut.

"Saya seorang Yahudi. Saya percaya bahwa antisemitisme adalah masalah yang signifikan dan terus berkembang di dunia, dan saya melihat banyak orang di industri ini mendukung saya, dan saya sangat menghargainya. (tapi) Saya melihat lebih sedikit hal itu terjadi pada umat islam," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, sejumlah kelompok pendukung hak asasi manusia mencatat kasus anti semitisme dan islamofobia meningkat tajam di Amerika Serikat di negara lain sejak 7 Oktober, tatkala Hamas berkonflik dengan Israel di Jalur Gaza.

Menurut perhitungan Israel, serangan Hamas menewaskan sekitar 1,2 ribu orang. Serangan Israel selanjutnya di Gaza pun menewaskan lebih dari 22 ribu warga Palestina atau hampir 1% dari 2,3 juta penduduknya menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Dewan Hubungan Amerika-Islam pada Desember 2023 pun mengatakan insiden islamofobia maupun bias terhadap warga Palestina dan Arab meningkat 172% di AS dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.

Sementara Liga Anti Pencemaran Nama Baik atau The Anti-Defamation League, menyatakan bahwa antara 7 Oktober sampai 7 Desember 2023, kasus anti semitisme di AS meningkat sebanyak 337%.

(rrd/rir)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat