matraciceni.com

Eks Tukang Sapu Ragunan Kantongi Ratusan Juta dari Bisnis Perawatan Kendaraan

Eks Petugas Kebersihan Banting Setir Bisnis, Produknya Laris Manis di RI
Eks Tukang Sapu Ragunan Kantongi Ratusan Juta dari Bisnis Perawatan Kendaraan/Foto: Dok. Oxide

Jakarta -

Sebuah ketertarikan pada suatu hal kadang menjadi ladang penghasilan bagi sebagian orang. Seperti Dede Iskandar yang memiliki ketertarikan di bidang otomotif, kini menjadi pemilik produk perawatan kendaraan bernama Oxide.

Sebelum berhasil membangun bisnis sendiri, Iskandar telah menjajal berbagai pekerjaan. Dia mengaku sejak lama telah berjualan, tak hanya itu dia juga sempat bekerja di ritel dan petugas kebersihan di salah satu kebun binatang di Jakarta.

"Kalau jualan sudah lama offline itu kebetulan sembari belajar digital marketing di 2010 waktu zamannya Kaskus. Sempat kerja juga di ritel, jadi petugas kebersihan, di salah satu instansi pemerintah Ragunan. Jadi tukang nyapu jalan. Itu pekerjaan terakhir, sambil memulai lagi pelan-pelan jualan lagi online," kata dia kepada , ditulis Jumat (30/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskandar tidak pantang menyerah untuk bisa membangun bisnis sendiri. Dirinya mengaku telah jatuh bangun untuk memiliki usaha sendiri.

Kemudian, berangkat dari hobi di bidang otomotif, Iskandar dengan satu rekannya bernama Exfran Fery tercetus ide untuk menjual produk yang berkaitan dengan kendaraan. Mulanya dia memulai dengan menjual produk orang lain atau menjadi reseller pada 2019.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya saya terinspirasi waktu ada saya melihat produk basisnya perawatan kendaraan, kemudian saya bilang sama rekan saya 'bisa nggak sih kita dapat produk ini'. Kebetulan kami berdua bagi tugas, kalau dia keuangan dan chain supply, kalau saya lebih ke strategic dan marketing," ucapnya.

Tak sampai di situ, Iskandar ingin menjual produk yang sama namun dengan merek sendiri. Namun, mengingat pada waktu itu belum tahu cara membuat produk tersebut, Iskandar mencari pemasok yang belum bermerek.

Saat bisa mendapatkan supplier produk yang belum bermerek, Iskandar mencoba membuat produk sendiri dan tercetuslah nama Oxide, tepatnya pada Januari 2020.

"Nah baru kita mulai ke arah buat brand, kebetulan yang diinisiasi brand itu saya sendiri. Brand-nya jadi, kemudian kita pesan barangnya, sesuai kebutuhan, nggak banyak, karena modal terbatas. Kemudian kita packaging sendiri, stikerin sendiri, waktu itu masih berdua saja," ungkapnya.

Eks Petugas Kebersihan Banting Setir Bisnis, Produknya Laris Manis di RIEks Petugas Kebersihan Banting Setir Bisnis, Produknya Laris Manis di RI Foto: Dok. Oxide

Sambil menjual produk white label itu, Iskandar juga sembari mempelajari formula dari produk perawatan kendaraan. Setelah mendapatkan modal cukup, Iskandar dan rekannya mulai mencoba membuat sendiri produk dengan formula yang mereka pelajari secara otodidak.

"Itu lumayan lama karena memang trial dan error-nya lumayan lama untuk dapat formulasi yang bagus, itu hampir setahun, kita punya formulasi kita uji, kita jual, kalau ulasan jelek atau bagus kita rombak lagi. Tetapi penjualan tetap jalan, cuma memang saat terjadi ada yang kurang bagus langsung kita tarik untuk kita kaji ulang," tuturnya.

Meski telah memiliki produk dan merek sendiri, penjualan Oxide diakui cukup sulit. Iskandar pernah mengalami sama sekali tidak ada pesanan.

"Awal-awal ya nggak laku, namanya produk baru. Selang dua minggu nggak ada yang beli, kemudian satu ada pembelian," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, berkat pemasaran dan perkembangan yang terus dilakukan Iskandar dan timnya, Oxide kini laku keras hampir ke seluruh wilayah di Indonesia. Produksi Oxide pun meningkat dari sebelumnya puluhan pcs, kini bisa mencapai 1.000 pcs per hari.

"(Produksi) itu fluktuatif, satu hari bisa 1.000 produk, satu hari di bawahnya karena barang itu kita usahakan fresh. Kurang lebih ratusan sampai 1.000 lah produksi paling banyak. Penjualan ke penjuru Indonesia sudah, sampai ke Kalimantan, Papua, Sumatera, Bali, di luar Jawa banyak. (Luar negeri) ada waktu itu Malaysia, Singapura, cuma nggak banyak," terangnya.

Iskandar sejak awal memasarkan produknya melalui e-commerce, salah satunya Shopee. Menurutnya, e-commerce menjadi pasar digital yang mewadahi agar UMKM pun mendapatkan potential buyer.

Salah satu manfaat yang didapat Iskandar melalui Shopee saat penjualan di tanggal kembar. Penjualan Oxide pernah sempat mencapai 2.300 pcs per harinya.

Berkat ketekunan dan kerja sama tim, omzet dari Oxide kini telah mencapai ratusan juta per bulan. Iskandar juga telah mempekerjakan banyak orang di rumah produksinya sebanyak 12 orang.

"Kalau range itu ratusan juga dan sekarang (pekerja) sudah ada 12 dan itu banyak di produksi. Sekarang juga sudah tempat produksi sendiri dari sebelumnya di rumah," pungkasnya.

Oxide bisa dibeli di sejumlah e-commerce. Produk ini basisnya untuk perawatan kendaraan khususnya untuk non-mesin. Harga produk tersebut cukup terjangkau dari Rp 20.000-50.000-an.

Iskandar mengatakan ke depan dengan Oxide memiliki misi agar tidak hanya menjual produk tetapi bisa memberikan dampak. Mengingat Oxide adalah produk otomotif, dengan produk ini juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat terkait keselamatan berkendara dan berlalu lintas.

(ada/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat