- Pengertian Perusahaan Rintisan
- Karakteristik Perusahaan Rintisan
- Klasifikasi Perusahaan Rintisan 1. Unicorn 2. Decacorn 3. Hectocorn
- Risiko Startup
Perusahaan rintisan atau startup adalah bisnis yang baru berdiri dengan layanan yang inovatif. Bidang usaha perusahaan rintisan biasanya dekat dengan kehidupan sehari-hari, dengan pengembangan berbasis teknologi.
Jenis perusahaan rintisan semakin menjamur dengan berbagai produk yang diminati masyarakat. Sebagian startup makin besar dengan tingkat valuasi meningkat, sedangkan yang lain tidak mengalami nasib serupa.
Pengertian Perusahaan Rintisan
Mengutip buku Manajemen & Akuntansi Startup oleh Sony Warsono dan Nadya Windy Putrie, perusahaan rintisan dijelaskan sebagai rancangan hasil institusi manusia untuk menciptakan berbagai produk atau jasa baru dalam kondisi ketidakpastian ekstrem.
Sementara menurut Mudo dalam bukunya Apa itu Bisnis Startup dan Bagaimana Perkembangannya, perusahaan rintisan adalah bisnis yang baru berkembang. Perusahaan ini lebih identik dengan bisnis berkaitan dengan teknologi, web, dan internet.
Startup sebagai perusahaan yang baru beroperasi memiliki sejumlah risiko dan tantangan yang akan dihadapi. Karena itu perusahaan rintisan perlu mengadopsi pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang mungkin dialami nantinya.
Beberapa contoh perusahaan rintisan yang dikenal hingga kini di Indonesia adalah:
- Paxel
- Astro
- iSeller
- Lemonilo.
Karakteristik Perusahaan Rintisan
Terdapat karakteristik khusus dari perusahaan rintisan yang membedakannya dengan jenis perusahaan lain, yaitu:
- Usia perusahaan kurang dari 3 tahun, artinya perusahaan tersebut masih berada di tahap awal.
- Saat awal mendirikan, jumlah pegawai pada umumnya kurang dari 20 orang.
- Perkembangan start up dimulai dari perjuangan beberapa orang saja.
- Pendapatan tiap tahun kurang dari USD 100.000 dan belum meraup cukup keuntungan karena masih membutuhkan biaya untuk pertumbuhan.
- Masih dalam tahap perkembangan dan biasanya bergerak di bidang teknologi, contohnya dalam pengembangan aplikasi.
- Start up pada umumnya beroperasi melalui media sosial atau website.
Klasifikasi Perusahaan Rintisan
Berdasarkan ukurannya, perusahaan rintisan diklasifikasikan menjadi tiga jenis: unicorn, decacorn, dan hectocorn. Berikut penjelasannya yang dikutip dari Investopedia:
1. Unicorn
Unicorn adalah startup yang nilai valuasinya lebih dari USD 1 miliar atau Rp 15 triliun lebih. Istilah ini dipopulerkan oleh pemodal ventura, Aileen Lee, pada 2013. Kata unicorn diambil dari hewan mitologi Yunani yang wujudnya menyerupai kuda bertanduk.
Makhluk dalam cerita-cerita ini untuk menggambarkan langkanya perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar. Contoh startup yang telah mencapai unicorn di Indonesia yaitu Grab dan Gojek.
2. Decacorn
Istilah decacorn merujuk pada perusahaan rintisan dengan nilai valuasi melebihi USD 10 miliar atau Rp 150 triliun. Aileen Lee juga yang mencetuskan istilah ini dari kata deca dan unicorn.
Deca berarti sepuluh dan kata unicorn adalah hewan imajinasi berwujud kuda. Contoh startup decacorn di Indonesia adalah GoTo dan J&T Express.
3. Hectocorn
Dibanding beberapa ukuran startup lain, hectocorn memiliki valuasi paling tinggi. Perusahaan rintisan yang termasuk hectocorn memiliki nilai valuasi lebih dari USD 100 miliar atau setara Rp 1.500 triliun. Perusahaan hectocorn disebut juga sebagai "super unicorn" karena nilainya yang besar.
Startup Tanah Air belum ada yang mencapai hectocorn. Namun sejumlah perusahaan dunia telah ada yang meraih nilai valuasi tersebut. Beberapa di antaranya yaitu Bytedance (perusahaan induk TikTok) dan Amazon
Risiko Startup
Terdapat sejumlah risiko yang umum dihadapi saat membangun perusahaan rintisan. Beberapa di antaranya:
- Risiko sistem keamanan dan data, seperti ancaman siber dan kerentanan teknologi
- Risiko operasional bisnis sehari-hari, seperti gangguan operasional dan kekurangan SDM
- Risiko strategi bisnis dan arah pertumbuhan bisnis, seperti perubahan pasar dan model bisnis
- Risiko keuangan, seperti ketidakpastian pendanaan dan fluktuasi mata uang
- Risiko penerimaan pasar terhadap produk atau layanan yang ditawarkan, seperti persaingan pasar dan perubahan preferensi pelanggan
- Risiko ketidakpatuhan terhadap peraturan pemerintah atau hukum yang berlaku, seperti perubahan regulasi dan sanksi hukum
- Risiko reputasi merek dan citra perusahaan, seperti publisitas negatif dan respons buruk dari pelanggan
- Risiko keputusan inovatif dan pengembangan teknologi, seperti kegagalan inovasi dan obsolesensi teknologi
- Risiko kemitraan bisnis dan aliansi strategis, seperti perubahan hubungan dengan mitra dan kegagalan dalam aliansi
- Risiko perilaku pengguna dan pelanggan, seperti pelanggaran etika pengguna dan respons negatif terhadap produk.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai perusahaan rintisan atau startup dan contohnya di Indonesia. Kamu yang berminat untuk bekerja atau mengawali startup bisa mulai merencanakannya sedini mungkin.
Startup di AS Buat Teknologi untuk Melacak Sampah Luar Angkasa
Startup di AS Buat Teknologi untuk Melacak Sampah Luar Angkasa
(row/row)