matraciceni.com

Bisnis Kura Kura Darat yang Bikin Dompet Gemuk

Budi Daya Kura-kura Darat yang dilakukan Bumi Reptile di Cibinong, Bogor
Ilustrasi/Foto: Rista Rama Dhany

Jakarta -

Hewan peliharaan sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Bahkan tak jarang sudah seperti bagian dari sebuah keluarga. Meski hewan peliharaan yang kerap dijumpai identik dengan anjing dan kucing, ternyata jenis reptil seperti kura kura darat juga cukup populer bagi masyarakat Indonesia.

Sedikit berbeda dengan anjing dan kucing yang digemari lantaran menggemaskan dan bisa menjadi teman, sulcata ternyata membawa pendekatan ekonomi alias pundi-pundi keuntungan yang bernilai besar. Seperti apa potensinya?

Potensi Cuan Ternak Sulcata

Pada tahun 2022, Rakuten Insight Center, perusahaan survei asal Amerika melakukan studi mengenai kepemilikan hewan peliharaan di Indonesia. Survei yang dilakukan terhadap 10.442 responden ini menunjukkan bahwa 67% dari penduduk Indonesia memiliki hewan peliharaan. Lalu, ada 10% yang menjawab pernah memiliki peliharaan dan sisanya tidak punya. Bila diibaratkan, enam dari sepuluh rumah di Indonesia dihuni oleh hewan peliharaan. Kucing, menjadi hewan yang paling populer dengan persentase kepemilikan 47%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika Indonesia dilanda pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, industri hewan peliharaan tetap menampilkan pertumbuhan positif. Padahal, hampir semua sektor bisnis mengalami kemunduran di era pandemi.

Pembatasan kegiatan di era pandemi memaksa orang-orang memiliki hobi baru, salah satunya merawat hewan peliharaan. Orang-orang yang memiliki hewan peliharaan otomatis akan mengeluarkan uang untuk produk makanan, perawatan, dan kesehatan hewan. Hal ini yang menjadi alasan dari majunya sektor hewan peliharaan di masa Covid-19.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan survei Rakuten terhadap 7.015 warga Indonesia yang memiliki hewan peliharaan, sebanyak 38% responden mengeluarkan uang sebanyak Rp 100.000-300.000 tiap bulannya untuk keperluan hewan peliharaan. Pengeluaran itu dialokasikan untuk pembelian produk makanan, kebersihan kandang, dan perawatan hewan. Hal ini tentu dapat menjadi peluang bagi pegiat bisnis hewan peliharaan di Indonesia.

Peluang ini memberi ruang kepada usaha-usaha lokal seputar hewan peliharaan untuk tumbuh dan membantu menggerakkan perekonomian Indonesia. Mengingat selama 30 tahun terakhir, sektor hewan peliharaan menjadi sektor yang terus berkembang secara stabil. Hal ini turut dimanfaatkan oleh Achmad Iqbal Furdausi, pemilik dari Bumi Reptile, bisnis hewan peliharaan asal Bogor yang kerap meraup omzet puluhan juta rupiah per bulannya.

Sesuai dengan namanya, Bumi Reptile adalah bisnis yang berfokus pada hewan peliharaan berjenis reptil, yakni kura-kura. Ternyata, kura-kura cukup populer di kalangan pecinta hewan karena memiliki umur yang panjang dan memiliki daya tarik estetika tersendiri. Namun, Bumi Reptile tak menjual kura-kura biasa yang sering dijumpai di akuarium. Bumi Reptile memasarkan kura-kura darat atau sulcata. Sulcata ini dibanderol mulai dari harga Rp 800.000.

Iqbal sendiri memulai bisnis ini dari kecintaannya pada kura-kura. Dia memutuskan untuk memulai bisnis sulcata, setelah membagi telur kura-kura kesayangannya kepada teman-temannya dan mendapatkan respons untuk menjual telur-telur itu saja. Dengan modal Rp 25 juta, Iqbal memulai bisnis sulcata. Sulcata sendiri diminati karena dapat dijadikan hiasan taman, rumah, dan perawatannya yang lebih mudah dan tak serepot hewan domestik lainnya. Ternyata, merawat dan memberi makan hewan tak hanya membuat hewannya gemuk, tapi dapat membuat dompet kita ikut gemuk juga.

"Di saat aku resign kerja, aku tuh pengin coba hobi-hobi binatang yang nggak bau dan aman untuk ditaruh di rumah. Akhirnya, aku yakinin diriku. Rp 25 juta, 5 jutanya aku pakai buat bikin kandang, 20 jutanya beli modal beli kura-kura. Saat itu, harganya tuh sekitar Rp 700 ribu, jadi dapat kurang lebih 20 ekor," jelas Iqbal dalam program d'Mentor, Kamis (7/3/24).

Prestasi Bumi Reptile

Bisnis sulcata memiliki permintaan yang tinggi, terutama dari area Jabodetabek. Meski begitu, Sulcata Bumi Reptile juga kerap mendapatkan permintaan dari wilayah Papua, Maluku, Aceh, Ternate, dan juga Tidore. Permintaan atas sulcata pun ikut naik secara signifikan setelah Iqbal memutuskan untuk mengiklankan sulcata ke para selebriti. Sulcata ini jadi makin populer, sampai-sampai pernah beberapa kali membintangi iklan, film, video klip, bahkan beberapa kali di sewa untuk pemotretan pre-wedding.

"Awal-awal, justru aku kasih-kasih aja. Jadi, aku mapping dulu, artis yang aku suka siapa, apakah dia suka hewan, animal lovers. Kalau dia animal lovers, biasanya aku DM." jelas Iqbal.

Bumi Reptile menyediakan beragam jenis kura-kura darat, di antaranya adalah sulcata, aldabra, dan leopard pardalis. Hal yang membedakan mereka adalah corak dan warnanya. Harga yang dibanderol untuk satu ekor sulcata dengan ukuran 12 cm adalah Rp 1,8 jutaan dan sulcata dengan ukuran 50 cm seharga Rp 25 juta. Untuk aldabra ukuran 9 cm dibanderol mulai dari harga Rp 25 juta. Terakhir, untuk leopard pardalis kecil (bayi) dibanderol mulai dari Rp 1 juta. Dalam sebulan, Bumi Reptile dapat menjual 200 hingga 300 ekor.

"Omzetnya per bulan nih. Per bulan kalau dari jual kura-kura, bisa di Rp 40-50 jutaan. Untuk pemeliharaannya sendiri gampang, pagi kita jemur, abis itu kita rendam dan kasih lampu buat yang masih kecil. Kalau udah besar, kita (taruh) di outdoor aja," Jelasnya.

Tips dan trik

Bumi Reptile sendiri memiliki strategi untuk bertahan di dunia bisnis hewan peliharaan, yakni dengan menggunakan strategi bisnis 'hulu ke hilir'. Jadi, selain menjual kura-kura hidup, Bumi Reptile juga menyediakan beragam keperluan hewan. Mulai dari pakan, vitamin, hingga keperluan kandang dan mandi hewan. Barang-barang itu kebanyakan hasil produksi sendiri. Dengan begini, pelanggan yang sebelumnya membeli sulcata akan berpotensi untuk membeli barang secara berulang di Bumi Reptile dan menjadi langganan toko. Iqbal juga menjelaskan kalau dia membuka diskusi bagi pembelinya, kalau-kalau membutuhkan saran atas perilaku atau kesehatan hewan.

Tak hanya itu, Bumi Reptile juga aktif memasarkan barang dagangannya di media sosial. Media sosial digunakan oleh Iqbal sebagai media promosi sulcata dan juga menjadi tempatnya berinteraksi bersama para pengikutnya. Bila tertarik untuk memulai bisnis di sektor hewan peliharaan, Iqbal berpesan untuk memulainya karena sayang pada sang hewan.

"Tips dan triknya yang pertama, kalian harus suka dulu. Jangan mikirin cuannya aja. Setelah sayang, pelajari penyakitnya dan cara ngerawatnya. Tiga, cari marketnya dan yang keempat, kalau yakin, jalanin," Pesan Iqbal.

Perlu diingat pula bahwa bisnis di sektor hewan peliharaan ini harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian. Khususnya dalam memperjualbelikan hewan yang hidup. Jangan sampai kesehatan hewan jadi terabaikan. Pastikan agar hewan-hewan tersebut selalu mendapatkan pengawasan dan hidup dengan baik sehingga bisnis ini dapat tumbuh dengan sehat dan berkepanjangan.

(eds/eds)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat