EBITDA adalah salah satu istilah yang muncul dalam pengelolaan keuangan perusahaan. EBITDA merupakan salah satu indikator yang kerap diperhatikan dalam pengumuman laporan keuangan perusahaan. Lantas apa itu EBITDA?
Dilansir dari situs resmi Bank OCBC, EBITDA memiliki singkatan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization. Sederhananya, EBITA memiliki arti pendapatan perusahaan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
EBITDA menjadi salah satu indikator untuk mengukur profit atau keuntungan perusahaan. Meskipun tidak bisa jadi tolak ukur laporan keuangan secara keseluruhan, EBITA adalah salah satu indikator penting dalam aspek pengukuran performa usaha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elemen Penyusun EBITDA
Ada lima elemen penyusun EBITDA. Kelimanya adalah sebagai berikut.
• Earning: Pendapatan dari penjualan, investasi, dan berbagai kegiatan usaha lainnya.
• Interest: Dana pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan.
• Tax: Besar iuran dengan nilai beragam yang perlu dibayar oleh perusahaan.
• Depreciation: Penyusutan nilai aset perusahaan selama umur ekonomisnya.
• Amortization: Penurunan penyusutan nilai aset perusahaan dengan umur ekonomis lama.
Fungsi EBITDA
Dalam proses analisis keuangan perusahaan, EBITDA pun memiliki sejumlah fungsi sebagai berikut.
1. Pembanding dengan Perusahaan Lain
EBITDA adalah cerminan pendapatan kotor perusahaan. EBITDA menjadi indiaktor penting bagi investor untuk menilai kinerja finansial satu perusahaan dengan perusahaan lain dengan fokus pada keuntungan pada periode tertentu.
2. Gambaran Profit
Karena EBITDA berfokus pada keuntungan tanpa melihat faktor akuntansi dan keuangan perusahaan, EBITDA dapat menjadi matriks yang menggambarkan dan mengevaluasi keuntungan perusahaan. Namun, perlu diketahui bahwa EBITDA tidak bisa digunakan untuk merinci arus kas perusahaan secara menyeluruh.
Kekurangan EBITDA
Perlu dicatat bahwa EBITDA tidak menghitung sejumlah aspek yang mempengaruhi kegiatan usaha seperti bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Hal ini membuat EBITDA tidak menjelaskan perubahan modal yang berpotensi menambah beban pada arus kas perusahaan.
EBITDA adalah metode yang tidak masuk dalam praktik akuntansi standar yang dikenal sebagai Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Namun, hasil hitungan EBITDA bisa digunakan sebagai pembanding sementara untuk mengukur kinerja perusahaan jika dibandingkan dengan kompetitor.
Rumus EBITDA
Ada dua rumus yang kerap digunakan perusahaan untuk menghitung EBITDA. Keduanya adalah sebagiai berikut.
Rumus I
EBITDA = Laba Perusahaan + Nilai Penyusutan + Biaya Amortisasi
Rumus II
EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi
EBITDA adalah rumus perhitungan yang fleksibel dan dapat menonjolkan performa perusahaan dibandingkan dengan total laba bersih yang didapatkan dari hitungan menyeluruh.
Namun, perlu diketahui EBITDA biasanya digunakan untuk menutupi sektor-sektor perusahaan yang bermasalah, seperti beban utang dan pembengkakan biaya produksi.
Walhasil agar tidak merugi, investor disarankan untuk cermat dan tidak menjadikan EBITDA sebagai satu-satunya indikator dalam melihat kinerja keuangan perusahaan.
(rrd/rir)