matraciceni.com

Badan Geologi Ungkap Warga Jonggol Kesulitan Air Bersih

Petugas mengisi air ke dalam wadah saat penyaluran bantuan air bersih di Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (23/8/2024). Pemerintah Kabupaten Maros melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 30 ribu liter per hari selama 20 hari ke depan ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan. ANTARA FOTO/Hasrul Said/YU/nym.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/HASRUL SAID

Jakarta -

Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Hal itu memberikan dampak di antaranya pada warga di Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menyarankan masyarakat terdampak untuk membuat penampungan air hujan untuk meminimalisir kerentanan sumber daya air yang ada.

"Desa Jonggol tersebut merupakan daerah hulu dari sistem daerah aliran sungai (DAS) maupun cekungan air tanah (CAT), sehingga pada daerah ini relatif rentan terhadap ketersediaan sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah pada saat musim kemarau, seperti mengeringnya air sungai dan air sumur, serta berkurangnya debit mata air," kata Wafid dikutip dari laman Kementerian ESDM, Senin (2/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potensi air tanah sekitar wilayah terdampak hanya terbatas pada bagian atas (air tanah dangkal) dan tidak terdapat potensi air tanah pada bagian bawah (dalam) karena lapisan batuan pembawa air atau akuifer dari Satuan Batupasir dan Konglomerat bersifat tipis yang menumpang di atas batuan kedap air berupa Batulempung Formasi Jatiluhur.

"Potensi air tanah hanya terbatas pada bagian atas (air tanah dangkal) dan tidak terdapat potensi air tanah pada bagian bawah (dalam). Hal tersebut membuat daerah ini rentan terhadap potensi kekeringan yang disebabkan oleh berlangsungnya musim kemarau," lanjut Wafid.

ADVERTISEMENT

Melihat kondisi yang ada Wafid menyarankan masyarakat sekitar untuk membuat penampungan air hujan, sumur resapan dangkal serta membangun infrastruktur sederhana untuk menunjang konservasi tanah.

"Secara umum metode ini berguna untuk menahan air permukaan lebih lama sehingga meningkatkan kapasitas resapan air permukaan menjadi air tanah," jelas Wafid.

(acd/rrd)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat