Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya komoditas nikel, yang cadangannya melimpah di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Nikel ini merupakan komponen baterai kendaraan listrik. Namun transformasi dari bijih nikel menjadi baterai ion litium (Lib) ini butuh proses yang Panjang. Penasaran prosesnya seperti apa? Kamu nggak perlu jauh-jauh terbang ke Maluku untuk mengetahui perjalanan pengolahan bijih nikel tersebut.
Datang saja ke booth PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang sedang hadir di Hub Space 2024 di JIExpo Kemayoran. Ya, di sini kamu bisa memahami lebih dalam seperti apa sih proses pengolahan nikel di smelter IWIP.
Manager External Relation IWIP Suryo Sejati menjelaskan dari tambang akan didapat bjih nikel berwarna cokelat. Bentuknya menyerupai tanah merah. Selanjutnya bijih nikel tersebut diproses melalui 2 metode sesuai dengan tingkat kadarnya.
"Ada 2 proses yang mungkin dilakukan. Dengan model RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace),teknologinya namanya Ferro Metalurgi (untuk saprolite). Dia menggunakan panas untuk memproses bijih nikel supaya menjadi Ferronikel," jelasnya kepada , Jumat (6/9/2024).
Sedangkan untuk jenis limonit dengan kadar rendah akan diproses dengan High Pressure Acid Leaching (HPAL). Adapun hasilnya yaitu MHP atau Mixed Hydroxides Precipitates.
Nggak cuma itu saja, IWIP juga memajang sampel produk yang dihasilkan dari masing-masing tahapan, lho. Jadi kamu nggak penasaran bagaimana wujud saprolite, ferronikel, hingga MHP.
"Ini adalah bahan-bahan Nikel Matte yang nantinya bisa diolah menjadi bahan dari baterai. Prekursor baterai. Kemudian ini bahan nikel juga yang nantinya bisa menjadi bahan baterai," jelas GM External Relation IWIP Yudi Santoso.
Yudi berharap dalam Waktu dekat IWIP bisa memboyong produk jadi berupa baterai yang pembuatannya 100% lokal dari Halmahera Tengah.
"Baterainya belum kita lihat, barangkali 1 tahun lagi kita bisa bawakan baterai buatan Halmahera. Sekarang masih produk semi jadi. Belum menjadi baterai untuk EV," tuturnya.
(akd/akd)