Menteri Investasi Rosan P Roeslani mengungkap adanya peluang besar investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi EBT mencapai 3.700 gigawatt (GW).
Namun, sejauh ini potensi yang besar itu baru termanfaatkan baru 1%. "Sejauh ini baru kurang dari 1% yang dimanfaatkan," katanya dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Rosan menjelaskan, International Energy Agency (IEA) memperkirakan, pada tahun 2040 pangsa pembangkit EBT di Asia Tenggara akan meningkat hampir tiga kali lipat dari saat ini yakni mencapai 70%. Pembangkit tersebut ditopang oleh surya dan angin.
Lanjutnya, pada tahun 2023, bauran EBT Indonesia baru mencapai 13%. Proyek-proyek tersebut didukung investasi dalam negeri dan internasional.
"Pada tahun 2023, kami telah mencapai 13% bauran energi terbarukan karena beberapa proyek besar yang didukung oleh investor nasional dan internasional," ujarnya.
Sebutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla dengan kapasitas 330 megawatt di Sumatera Utara. Pembangkit ini salah satu yang terbesar di dunia yang dibangun melalui kerjasama antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
"Bulan lalu, kami telah meresmikan pembangkit listrik tenaga surya Tata Jabar Sejahtera berkapasitas 100 megawatt di Jawa Barat, pembangkit listrik tenaga surya terbesar di tanah air, bekerja sama dengan China," katanya.
(acd/kil)