matraciceni.com

Harga Nikel Lesu Bisa Bikin Pendapatan Turun? Bos Vale Bilang Gini

Tambang nikel PT Vale di Soroako, Sulawesi Selatan
Ilustrasi Tambang Nikel/Foto: Eduardo Simorangkir

Jakarta -

Harga nikel sedang lesu belakangan ini. Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy buka-bukaan dampak turunnya harga nikel ke perusahaan.

Menurutnya perusahaan memang tidak bisa mengontrol harga nikel. Naik turunnya harga nikel di luar kuasa perusahaan dan mengikuti kenyataan yang ada di pasar.

Nah, untuk meminimalisir dampak yang terjadi pada perusahaan, khususnya pada keuangan Vale, Febriany mengatakan pihaknya fokus untuk melakukan efisiensi produktivitas secara internal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kan commodity company, pasti naik turun harga berpengaruh pada outcome kita, harga tidak bisa dikontrol, itu sudah realita. Jadi harga nikel juga fluktuatif yang kita selalu fokus dan konsisten efisiensi produktivitas kita karena biaya bisa kita kontrol, kalau harga tidak bisa," beber Febriany di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).

Berdasarkan data tradingeceonomics.com, harga nikel hari ini berada pada US$ 16.180 per ton, turun 282 poin atau turun 1,71%. Secara tahunan jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan September tahun lalu saat nikel berada di rentang US$ 19.720 per ton, atau turun sekitar 17,9%.

ADVERTISEMENT

Febriany melanjutkan, pihaknya akan tetap mengontrol biaya secara lebih efisien untuk mengatasi lesunya harga nikel tanpa mengorbankan nilai penting keamanan pekerja dan komitmen menjaga lingkungan.

"Tapi tentu dalam mengontrol biaya kita tidak akan meninggalkan nilai penting seperti safety, harus nomor 1, komitmen lingkungan sosial karena itu sudah menjadi bagian dari standar kita bekerja," sebut Febriany.

Pihaknya berkomitmen untuk melakukan hilirisasi nikel. Hal ini diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi produk-produk yang dihasilkan Vale di Indonesia.

"Saya rasa selama ini kan Vale itu teman-teman sudah tahu semua kita kan nggak pernah ekspor bijih mentah dan smelter kita pabriknya sudah dibangun sejak 1978, dan kita memang misi hilirisasi ini sudah bagian dari kita, ini sejalan dengan misi pemerintah juga," ujar Febriany.

Simak Video: Luhut Ragukan Intelektualitas Tom Lembong yang Sebut Harga Nikel Anjlok

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat