matraciceni.com

Mengenang Faisal Basri, Ekonom Berani di Balik Pembubaran Petral

Pengamat ekonomi UI, Faisal Basri
Foto: Faisal Basri (Foto: Ari Saputra/)

Jakarta -

Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia hari ini, Kamis (5/9). Sosoknya dikenal sebagai ekonom yang berani dan kerap kali keras mengkritisi.

Karirnya dimulai sebagai akademisi. Pria kelahiran 6 November 1956 itu juga pernah berkarir di pemerintahan.

Dia pernah ditunjuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) oleh Menteri ESDM yang kala itu dijabat Sudirman Said pada 2014. Tujuannya untuk membuat tata kelola migas transparan dan memberantas mafia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu suara dari Faisal Basri sebagai ketua tim tersebut menggemparkan sektor energi Tanah Air. Bagaimana tidak, Faisal Basri berhasil mengungkap bobroknya kinerja dari salah satu perusahaan energi yakni Pertamina Energy Trading Limited (Petral).

Pada 2014 lalu, Faisal pernah buka-bukaan kepada tim mengenai tugas tim yang dipimpinnya itu. Kala itu Faisal bercita-cita untuk membersihkan sektor minyak dan gas dari para mafia.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengatakan akan menelusuri terkait dugaan banyak mafia di balik kinerja Petral.

"Tahu nggak satu perusahaan yang ikut tender di Petral? Nggak kan? Siapa yang punya perusahaannya, ambil minyak dari mana, harganya berapa, itu bagaikan akuarium yang butek. Nggak jelas bagaimana prosedur dan pemainnya. Tugas kami adalah menelusuri dari hulu sampai hilir sumbatan-sumbatan itu," kata Faisal saat ditemui di Hotel Shangri-La, Selasa (18/11/2014) lalu.

Berbagai temuan mencurigakan pun diungkap usai sebulan Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) dibentuk. Salah satu temuan dari Faisal dan tim adalah Petral yang membeli BBM justri bukan dari produsen minyak langsung (National Oil Companies) justri malah dari trader.

Ada sejumlah rekomendasi yang disampikan Faisal bersama timnya. Pertama menata ulang kewenangan penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM.

Kedua, tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh Petral. Ketiga mengganti secepatnya manajemen Petral dari tngkat pimpinan hingga manajer.

Keempat menyusun kembali roadmap menuju world class trading oil company oleh manajemen baru. Kelima kinerja Petral diminta untuk diaudit forensik agar segala proses transparan.

Pada pertengahan 2015, akhirnya PT Pertamina membubarkan anak usahanya itu Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Salah satu alasan pembubaran itu memang terkait keterlibatan pihak ketiga dalam proses pengadaan minyak mentan dan BBM.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

"Karena yang terjadi selama ini, akibat pengaturan pihak ketiga ini, diskon yang harusnya kita dapat 10% dari harga minyak misalnya, menciut menjadi hanya 2%," tegas Sudirman, di Hotel Dharmawangsa, Minggu (8/11/2015).

Ia menegaskan dengan adanya pembubaran Petral, maka diskon dari pembelian minyak dan BBM akan langsung diarahkan ke pemerintah lewat PT Pertamina.
Terkait kerugian negara dari praktik pihak ketiga dalam bisnis Petral, Sudirman belum menghitungnya.

"Dalam audit forensik ini tim membeberkan fakta-fakta orang-orang yang terlibat, apa-apa saja yang mereka perbuat. Tapi belum dihitung berapa besar kerugian negara," tegas Sudirman.

(ada/rrd)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat