matraciceni.com

Sekaya Ini Keluarga Konglomerat yang Dipenjara Gegara Eksploitasi ART

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan hingga menembus rekornya selama satu tahun belakangan ini. Nilai tukar rupiah tembus level Rp 9.849/US$, pada Senin (27/5/2013) kemarin. file/detikfoto
Ilustrasi Banyak Uang/Foto: Rachman Haryanto

Jakarta -

Pengadilan Swiss telah menjatuhkan hukuman 4,5 tahun penjara kepada empat anggota keluarga konglomerat paling kaya di Inggris, Hinduja. Mereka dinyatakan bersalah telah mengeksploitasi sejumlah asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di vila pribadi.

Keempat anggota keluarga yang terkena hukuman penjara ini adalah Prakash dan Kamal Hinduja, serta putra mereka Ajay dan istrinya Namrata. Selain karena eksploitas, keempat orang ini terbukti mempekerjakan para ART ini secara ilegal dengan upah rendah.

Melansir dari Forbes, Senin (24/6/2024), Hinduja merupakan keluarga konglomerat asal India yang sebagai besar anggotanya kini telah menetap dan menjadi warga negara Inggris. Namun ada juga anggota keluarga mereka yang tinggal di Monaco dan sisanya masih tinggal di India.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Hinduja diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 328,52 triliun (kurs Rp 16.426/dolar AS) per 2023 kemarin. Berkat itu keluarga multinasional ini menempati posisi ke-7 paling kaya di India versi Forbes tahun lalu.

Keluarga konglomerat satu ini diketahui merupakan pemilik perusahaan Hinduja Group. Sebuah perusahaan multinasional yang telah berdiri sejak 1914 silam, bergerak di bidang pelayaran, perbankan, dan media.

ADVERTISEMENT

Namun sebagian besar kekayaan keluarga tersebut dihasilkan dari investasi mereka di berbagai sektor seperti minyak, layanan kesehatan, ekspor-impor komoditas hingga real estate. Salah satu aset paling dikenal dari keluarga ini adalah Hotel Raffles di London dan Mumbai.

Sebagai informasi, sebelumnya para ART yang bekerja di vila pribadi keluarga Hinduja di tepi Danau Jenewa, Swiss, melayangkan tuntutan karena mereka dibayar dengan sangat murah dan jam kerja yang sangat panjang.

Dilaporkan para ART ini hanya mendapat upah sebesar US$ 8 atau Rp 131.408 untuk satu shift kerja selama 18 jam. Angka ini kurang dari sepersepuluh upah minimal yang diwajibkan menurut hukum di Swiss.

Bahkan selama persidangan, jaksa penuntut menuduh keluarga paling tajir di Inggris tersebut menghabiskan lebih banyak uang untuk memelihara anjing mereka daripada untuk gaji ART.

Anggota keluarga tersebut juga menghadapi tuntutan pidana karena mereka secara ilegal membawa para ART tersebut masuk dan keluar Swiss setelah menyita paspor mereka. Penyitaan paspor ini dilakukan untuk mencegah para pekerja meninggalkan properti di Swiss.

Karenanya empat anggota keluarga terkaya di Inggris ini juga sempat mendapat tuduhan perdagangan manusia, meski saat ini telah dibatalkan oleh pengadilan Swiss karena para korban memahami sebagian apa yang terjadi pada mereka.

Sementara itu, menurut laporan BBC, pengacara yang mewakili keempat anggota keluarga Hinduja ini mengatakan mereka akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan. Pembela berargumen para ART menerima tunjangan yang cukup dan tidak diperkenankan untuk meninggalkan vila dari waktu ke waktu.

"Saya terkejut (atas hukuman penjara ini). Kami akan melawannya sampai akhir," kata Robert Assael selaku pengacara keluarga Hinduja.

"Para karyawan merasa 'berterima kasih' kepada keluarga Hinduja karena telah menawarkan kehidupan yang lebih baik," jelasnya lagi.

(fdl/fdl)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat