matraciceni.com

Awal Pekan IHSG Dibuka ke Level 6.897

Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari Jumat (8/4) sore ditutup naik 83,46 poin atau 1,17 persen menembus level  7.210. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pembukaan perdagangan pekan ini dibuka ke level 6.897. Beberapa menit setelah perdagangan dibuka, indeks bergerak turun ke zona merah ke level 6.889, turun 0,12%.

Mengutip data RTI, Senin (10/6/2024), IHSG bergerak pada level tertingginya di level 6.913,4 dan terendah di 6.885,7. Sebanyak 130 saham bergerak naik, 204 saham bergerak turun dan 200 saham belum bergerak. Market Cap tercatat Rp 11.519 triliun.

Sementara pergerakan saham di bursa Asia lainnya pagi ini antara lain:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Nikkei Tokyo naik 0,51% ke level 38.879
  • Hang Seng Hong Kong belum bergerak di 18.366
  • Straits Times Singapura turun 0,19 ke 3.324
  • LQ45 naik 0,25% ke 886,1

Mengutip hasil riset Mega Capital Sekuritas IHSG pada perdagangan Jumat, 7 Juni 2024 kembali melemah hingga 1,10% ke level 6897. Investor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp 893 miliar, adapun 5 saham yang paling banyak dijual yaitu BBRI, BBCA, SMGR, BBNI, dan TPIA. Pelemahan IHSG sejalan dengan pelemahan bursa global yang cenderung risk off.

Menurut riset Mega Capital lagi, IHSG telah breakdown EMA 200 disertai dengan indikator stochastic yang terus melemah, namun sudah berada di area oversold sehingga berpotensi rebound dengan range 6890-6998.

ADVERTISEMENT

Secara sektoral, sektor yang mencatatkan pelemahan terbesar yaitu keuangan, teknologi, dan infrastruktur dengan pelemahan masing-masing 1,35%, 1,31%, dan 1,12%. Di tengah pelemahan IHSG, tersisa sektor yang masih menguat yaitu kesehatan, transportasi, dan properti dengan penguatan masing-masing 1,20%, 0,60%, dan 0,33%.

Dengan melemahnya harga komoditas global, sektor energi dan bahan baku dapat dihindari untuk hari ini. Adapun sektor yang berpotensi menguat yaitu kesehatan dan konsumen primer. Hari ini pelaku pasar domestik akan menanti rilis data Indeks Keyakinan Konsumen bulan Mei yang diperkirakan kembali ekspansif.

Sementara pada bursa global, Setelah rilis data tenaga kerja JOLTS April yang menunjukan pelemahan, namun berbagai rilis data oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat lalu kembali membuat pelaku pasar ragu akan pemangkasan suku bunga The Fed.

Pasalnya pada bulan Mei terjadi penambahan 272 ribu pekerjaan non pertanian di bulan Mei (tertinggi dalam 5 bulan terakhir) dan kenaikan upah per jam sebesar 4,1% YoY (prev 3,9%, est 3,9%). Di sisi lain, tingkat pengangguran bulan Mei meningkat ke level 4%, level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Data tenaga kerja yang variatif ini membuat The Fed membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai memangkas suku bunga. Para pelaku pasar pun cenderung bersikap wait and see, hal ini ditunjukan oleh survei probabilitas pemangkasan suku bunga September 2024 yang turun ke level 47% dari 65% sebelum rilis data tenaga kerja Jumat lalu. Pekan ini fokus pasar akan tertuju pada berbagai pertemuan Bank Sentral di berbagai negara, khususnya The Fed pada pertengahan pekan.

(rrd/rir)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat