matraciceni.com

Sederet Miliarder Muslim Dunia

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Ilustrasi.Foto: Rengga Sancaya

Jakarta -

Sejumlah miliarder Muslim mengisi daftar deretan orang terkaya dunia. Mengutip Forbes Real Time Billionaires Rankings, berikut data para miliarder Muslim dunia

Pangeran Al Waleed bin Talal Al Saud

Forbes mencatat total kekayaannya mencapai US$ 18,7 miliar atau Rp 307 triliun (kurs Rp 16.449). Dia memiliki memiliki sebagian besar perusahaan swasta dan publik di AS, Eropa, dan Timur Tengah melalui Kingdom Holding Co. 5% di antaranya terdaftar di Bursa Efek Saudi (dia terdaftar sebagai pemilik 95% lainnya). Kepemilikan tersebut mencakup saham di perusahaan ride-sharing Lyft, perusahaan media sosial Twitter, Citigroup, perusahaan manajemen hotel Four

Seasons Hotels & Resorts, Hotel George V yang megah di Paris, dan Hotel Savoy di London. Di luar Kingdom Holding, Pangeran memiliki real estat di Arab Saudi, sebagian besar perusahaan hiburan berbahasa Arab Rotana, dan aset lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aliko Dangote

Pengusaha Muslim terkaya kedua adalah Aliko Dangote. Dengan total kekayaan US$ 13,7 miliar atau Rp 225 triliun, Forbes mengatakan bahwa Aliko adalah orang terkaya di Afrika. Dia mendirikan dan memimpin Dangote Cement, produsen semen terbesar di benua tersebut, total kepemilikan sahamnya di Dangote Cement mencapai 85% lewat perusahaan induk.

ADVERTISEMENT

Dangote Cement memiliki kapasitas produksi 48,6 juta metrik ton per tahun dan beroperasi di 10 negara di Afrika, selain itu Dangkote juga mempunyai pabrik pupuk dan kilang minyak di Nigeria.

Azim Premji

Forbes mengestimasikan total hartanya mencapai US$ 11,8 miliar atau Rp 190 triliun. Dia dijuluki sebagai 'Raja Teknologi' India lewat Wipro, salah satu penyedia layanan perangkat lunak terbesar di India. Premji awalnya terjun ke dunia bisnis setelah berhenti kuliah di Stanford pada 1966 untuk mengurus bisnis minyak goreng keluarga ketika ayahnya meninggal, setelahnya dia mengembangkan bisnisnya ke perangkat lunak.

Wipro memiliki pusat inovasi di Silicon Valley yang fokus mengembangkan teknologi baru dan berkolaborasi dengan startup. Pada tahun 2019, putra Premji, Rishad, menggantikan ayahnya sebagai ketua eksekutif Wipro.

M.A Yusuf Ali

Menurut Forbes, M.A Yusuf Ali saat ini adalah orang terkaya ke 305 di dunia, ia memiliki julukan 'Raja Ritel Timur Tengah' dengan total kekayaan US$ 8,3 miliar atau Rp 136 triliun.

Yusuf memimpin Lulu Group international yang memiliki pendapatan sekitar US$ 8,4 miliar atau Rp 138 triliun. LuLu Group International memiliki total 256 hipermarket dan mal. Aset lain yang dimiliknya termasuk Waldorf Astoria di Skotlandia dan Great Scotland Yard Hotel, bekas markas besar Polisi Metropolitan Inggris.

Yusuf berasal dari sebuah desa di negara bagian Kerala di India selatan. Jejak bisnisnya bermula ketika dirinya berangkat ke Abu Dhabi pada 1973 dan bergabung dengan bisnis distribusi kecil milik pamannya.

Abdulsamad Rabiu

Abdulsamad Rabiu adalah pendiri BUA Group, konglomerasi asal Nigeria yang aktif dalam produksi semen, penyulingan gula, dan real estate. Forbes menaruhnya sebagai pengusaha paling kaya ke-531 di dunia dengan total kekayaan US$ 5,6 miliar atau Rp 92 triliun.

Rabiu adalah anak seorang pengusaha dan mewarisi lahan dari ayahnya. Ia mulai berusaha pada 1988 dengan mengimpor besi, baja, dan bahan-bahan kimia.

Hussain Sajwani

Hussain Sajwani adalah kepala perusahaan pengembang real estate mewah berbasis di Dubai yakni Damac Properties. Perusahaan itu didirikannya pada 2002. Dia memulai bisnisnya lewat jasa katering dengan melayani militer AS dan perusahaan konstruksi raksasa Bechtel.

Sajwani dikenal dengan pemasarannya yang boros, ia terkadang menawarkan Lamborghini gratis kepada pembeli apartemen. Tapi, Sajwani memiliki kesepakatan co-branding dengan Versace dan Bugatti. Per-hari ini, Forbes mengestimasikan kekayaan Hussain mencapai US$ 5,1 miliar atau Rp 83 triliun dan menaruhnya di posisi orang terkaya ke-606 di dunia.

Abdulla Bin Ahmad Al Ghurair & Family

Abdulla Al Ghurair mendirikan Mashreqbank, sebuah bank terkemuka di Uni Emiar Arab pada 1967. Ia mengundurkan diri sebagai ketua bank tersebut pada Oktober 2019, namun tetap menjadi anggota dewan.

Perusahaan induknya memiliki kepentingan di bidang makanan, konstruksi, dan real estate. Perusahaan konstruksinya mengerjakan pelapis eksterior Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia, dan membantu membangun Dubai Metro.

Per-hari ini, Forbes mengestimasi kekayaan Abdulla dan keluarganya mencapai US$ 3,9 miliar atau Rp 64,1 triliun dan menaruhnya di posisi orang terkaya ke-810 di dunia.

(hns/hns)

Terkini Lainnya

  • Pangeran Al Waleed bin Talal Al Saud

  • Tag Terpopuler

Tautan Sahabat